Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon, membenarkan ada janji politik antara ketua umumnya, Prabowo Subianto, dengan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Namun, dirinya tak mengetahui tentang utang-piutang Rp50 miliar saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2017.
"Saya enggak tahu [soal utang Rp50 miliar]. Tanya aja ke Pak Sandiaga," kata Fadli Zon di sela-sela perayaan HUT ke-15 Gerindra di kantor DPP Gerindra, Jakarta, pada Senin (6/1).
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar sekaligus tim sukses Anies pada Pilkada Jakarta 2017, Erwin Aksa, sebelumnya mengungkapkan, Anies memiliki perjanjian utang-piutang Rp50 miliar dengan eks pendampingnya di ibu kota yang kini jabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, saat pilkada lalu. Sandi enggan berkomentar kala dikonfirmasi dengan dalih akan mempelajarinya terlebih dahulu.
Sementara itu, Ketua Tim Sukses Anies, Sudirman Said, mengaku adanya perjanjian utang-piutang tersebut lantaran Anies tidak memiliki uang saat Pilkada Jakarta 2017. Namun, utang diklaim sudah lunas menyusul menangnya pasangan Anies-Sandi.
Menyangkut perjanjian politik antara Anies-Prabowo, ungkap Fadli Zon, terdiri dari 7 poin. Salah satunya tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kan, ada beberapa yang saya tahu pada waktu awal itu. Saya yang mendraf perjanjian untuk Pilkada DKI. Kan, ada [perjanjian Anies tidak berhadapan dengan Prabowo pada Pilpres 2024] seperti kata Pak Sandiaga tadi. Tanya aja Pak Sandiaga. Ada beberapa hal lain, termasuk terkait dengan keuangan, saya tidak tahu," tuturnya.
Perjanjian politik antara Anies dengan Prabowo kali pertama diungkapkan Sandi. Dia menerangkan, perjanjian tersebut dibuat di atas materai pada 2016.
Dalam beberapa kesempatan, Anies juga sempat menyinggung pernjanjian politik tersebut. Katanya, takkan berhadapan dengan Prabowo pada kontestasi politik.