Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meminta Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak terbawa perasaan menyikapi perundungan yang dialami putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut Fadli, dikritik dan dirisak sudah menjadi risiko seorang politikus.
"Setiap politisi, apa pun yang dilakukan, pasti ada kelompok yang suka dan ada kelompok yang tidak suka. Jadi, enggak usah baper (terbawa perasaan) kalau di-bully itu," kata Fadli kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5).
Sebelumnya, lewat sebuah video, SBY menepis tudingan pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan AHY selaku Komandan Kosgama Partai Demokrat terkait silang pendapat penghitungan suara di KPU. Menurut SBY, AHY tidak mewakili Demokrat dan tidak merepresentasikan kubu Prabowo dalam pertemuan itu.
"Dalam pertemuan itu juga disampaikan harapan Presiden Jokowi untuk memelihara komunikasi dengan saya. Harapan itu sama dengan substansi pertemuan beliau bersama para mantan presiden seperti Pak Habibie dan Ibu Megawati," kata SBY.
Lebih jauh, SBY mengatakan, AHY juga jadi korban perundungan warganet usai pertemuan itu. Menurut dia, beragam caci maki dialamatkan warganet kepada AHY lantaran bertemu dengan seteru politik Prabowo tak lama setelah Prabowo-Sandi mendeklarasikan klaim kemenangan.
"Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan pihak 01 atau sebaliknya. Barangkali ada yang bersumpah tidak akan berkomunikasi dan berkawan selamanya," ujar SBY.
Sebagai seorang politikus, Fadli mengatakan, wajar jika langkah politik yang diambil menuai kritik. Publik, kata Fadli, bakal terus memantau tindak tanduk seorang politikus.
"Pasti siapa pun (bakal begitu). Saya tiap hari di-bully santai saja. Enggak ada tuh saya baper-baperan. Yang namanya politisi dalam mengambil sikap pasti ada yang suka dan ada yang tidak suka," kata dia. (Ant)