close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mantan politisi PKS Fahri Hamzah dan politisi Partai Gerindra Ahmad Dhani  Prasetyo mendeklarasikan Ormas Garbi di Jawa Timur. / (Foto: Adi Suprayitno/Alinea.id)
icon caption
Mantan politisi PKS Fahri Hamzah dan politisi Partai Gerindra Ahmad Dhani  Prasetyo mendeklarasikan Ormas Garbi di Jawa Timur. / (Foto: Adi Suprayitno/Alinea.id)
Politik
Minggu, 20 Januari 2019 23:46

Fahri Hamzah dan Ahmad Dhani deklarasi Garbi Jatim

Mantan politisi PKS Fahri Hamzah dan politisi Partai Gerindra Ahmad Dhani Prasetyo mendeklarasikan Ormas Garbi di Jawa Timur.
swipe

Mantan politisi PKS Fahri Hamzah dan politisi Partai Gerindra Ahmad Dhani  Prasetyo mendeklarasikan Ormas Garbi di Jawa Timur.

Deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia Jawa Timur (Garbi) Jatim digelar di Sidoarjo. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah merupakan inisiator Garbi pusat.

Acara itu juga dihadiri oleh sejumlah perwakilan partai politik, di antaranya Sekretaris DPD Demokrat Jatim Renville Antonio, Wakil Ketua DPD Demokrat Jatim Hartoyo, Caleg Partai Gerindra yang juga musisi Ahmad Dhani dan sejumlah tokoh lainnya.

Salah satu penasehat Garbi Jatim, Ustad Hammy Wahyunianto, menegaskan Garbi tidak akan menjadi sebuah partai politik karena tujuan pembentukan sebagai organisasi kemasyarakatan. Garbi lahir sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi Indonesia.

“Buktinya, di kepengurusan Garbi, penasehatnya dari lintas partai,” ungkapnya Minggu (19/1).

Pengurus Garbi optimis Indonesia bisa masuk lima besar dunia, jika pola pikir masyarakat diubah. Garbi akan mendorong pemerintah untuk memberi pemahaman kepada masyarakat. 

"Garbi nantinya kalau diskusi lebih enak di angkringan yang merakyat,” jelasnya.

Senada dengan Ustad Hammy, Ketua Garbi Jatim, Ahmad Hasan Bashori, menyampaikan dalam Pilpres 2019 mendatang, Garbi memberikan kebebasan anggotanya untuk memilih pemimpin bangsa.

"Pemimpin harus memiliki gagasan agar mampu membawa Indonesia menuju kejayaan. Menjadi negara lima besar terbesar di dunia," pungkasnya.

Fahri Hamzah

Sementara itu, debat calon presiden perdana pada Kamis (17/1) kemarin mendapat kritikan dari Wakil ketua DPR Fahri Hamzah. Sebab, memperbolehkan calon presiden melihat gawai untuk menjawab pertanyaan.

"Sepertinya pertanyaan sudah diatur dan bisa jadi timsenya atau menterinya yang menjawab," ujar Fahri Hamzah saat menghadiri pelantikan Garbi Jatim di Sidoarjo.

Dia menilai, dengan diperbolehkannya capres untuk menyontek melalui gawai merupakan contoh yang tak baik bagi masyarakat Indonesia.

“Pemimpin kok memberi contoh menyontek ke rakyatnya. Saya saja kemarin saat debat mau mengusulkan hari itu sebagai hari nyontek nasional,” ungkapnya.

Fahri Hamzah menilai debat capres itu tak menarik dan tak serius dalam pelaksanaan debat. Apalagi ada bercanda.

Dia menganggap debat capres tersebut lebih menarik dengan debat calon ketua OSIS di sekolah. “Debat kok ada candanya dan sepertinya mereka tak serius,” ungkapnya.

img
Adi Suprayitno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan