Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan merasa janggal dengan munculnya dorongan implementasi jaringan 5G di Indonesia. Menurutnya, tidak ada urgensi dan dampak positif terhadap masyarakat saat ini.
Meski demikian, Farhan tidak membatasi dan mengekang atas upaya inovasi telekomunikasi di dalam negeri.
"Boleh (implementasi 5G) fine-fine aja, tetapi harus ada yang bisa memberikan edukasi yang meyakinkan lah pada kita semua. Karena gini, memakai telekomunikasi seluler ini enggak cuma orang berpendidikan, yang tidak berpendidikan pun ikut akan menggunakan. Jadi, harus dibuat sebuah diseminasi informasi yang bisa dimengerti oleh semua orang," kata Farhan, dalam Alinea Forum bertajuk "Musim Merger dan Akuisisi Operator Telekomunikasi," yang digelar secara virtual, Rabu (3/2).
Inovasi device jaringan 5G yang memang telah dirilis oleh sejumlah perusahaan telepon selular. Namun menurutnya, perangkat 5G tidak akan optimal bila tidak didukung jaringan.
"Jadi kan ini menimbulkan kecurigaan. Jangan-jangan ini ditenggarai manufacture nih, bukan oleh kebutuhan masyarakat," tutur Farhan.
"Kita ini perlu diyakinkan sekali lagi. Apakah memang kita sudah membutuhkan 5G," imbuhnya.
Politikus Partai NasDem ini khawatir dikritik oleh konstituennya di daerah terpencil jika tidak ada diseminasi informasi terkait implementasi jaringan 5G di Indonesia.
Kendati tidak ada sosialisasi urgensi implentasi 5G, lanjut Farhan, wacana tersebut hanya sebatas untuk kepentingan industri.
"Jadi ketika sekarang ribut-ribut mau dilelang 5G ini, maka kami melihatnya ini hanya untuk kepentingan industri," ucapnya.
Farhan menambahkan, spektrum implementasi inovasi jaringan telekomunikasi bukan hanya persoalan bisnis belaka.
"Spektrum 4G teknologi yang luar biasa ini akan berpengaruh pada masalah sosial yang jauh lebih besar. Ada social responsibility yang sangat tidak ringan yang kita harus hadapi," ujarnya.