Kegembiraan warga Gaza Palestina pecah menyambut gencatan senjatan antara milisi Hamas dengan tentara Israel yang berlaku pada Jumat (21/5/2021) pukul 02.00 waktu setempat. Ribuan warga tumpah ruah ke jalan sudut kota Gaza sambil mengibarkan bendera.
Merespons genjatan senjata tersebut, Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari meminta Pemerintah Indonesia mengawalnya melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, gencatan senjata tidak menghapus kejahatan perang Israel di Gaza dan Masjid al-Aqsha.
"Saya meminta Kemenlu untuk terus mengawal gencatan senjata ini melalui upaya Internasional di PBB dan OKI, ” ujar Abdul Kharis dalam keterangannya, Jumat (21/05).
Ia mendorong Kementerian Luar Negeri terus berupaya maksimal agar Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bersatu memperjuangakan kemerdekaan Palestina. Apalagi, sambungnya, Indonesia telah mengusulkan beberapa langkah kunci yang harus dilakukan oleh OKI, antara lain memastikan adanya persatuan di antara negara anggota OKI dan di antara semua pemangku kepentingan di Palestina.
"Ibu Retno menekankan, tanpa persatuan, OKI tidak akan mampu menjadi penggerak dalam mendukung Palestina. Karena itu dalam gencatan senjata ini Indonesia harus terus mendesak OKI untuk bekerja keras fokus membantu perjuangan Palestina untuk merdeka, antara lain lewat perundingan multilateral demi mewujudkan solusi dua negara,” Jelas Kharis.
Kebiadaban Israel, sambung Kharis, seperti membombardir Gaza, membunuh anak-anak, perempuan yang sedikitnya 232 warga Palestina diberitakan terbunuh dan ribuan luka tidak bisa dibenarkan sama sekali.
Menurutnya, perang ini belum akan usai jika negara Palestina belum merdeka dan masih di duduki Israel, "Kita jangan lupa bahwa Palestina adalah satu-satunya negara di dunia modern yang masih diduduki oleh kekuatan kolonial. Semua penderitaan Palestina disebabkan oleh Israel sebagai kekuatan yang menjajah,” pungkas politikus PKS ini.