Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan tanggapan atas kemungkinan mundur dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Dalam koalisi itu PKB dan Gerindra berada dalam jalur yang sama dengan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres).
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, rencana untuk berpamitan dianggap akan berjalan tanpa perlu persiapan yang jauh. Sebab, partainya sudah menyatakan menerima kerja sama politik dengan NasDem.
“Dengan sendirinya (pamit ke Gerindra),” kata Jazilul di DPP PKB, Jumat (1/9).
Ia menyampaikan, gelagat Cak Imin yang akan menyambangi Prabowo Subianto pun disebut hanya hal teknis. Pihaknya tidak menyiapkan sowan khusus.
“Itu teknis (sowan),” ujarnya.
Sebagai informasi, PKB awalnya berkoalisi dengan Gerindra dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Belakangan, PAN dan Golkar bergabung mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Nama koalisi pun berubah menjadi Indonesia Maju.
Kemarin, Partai Demokrat mengungkap bakal calon presiden Anies Baswedan menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB dengan gagasan mengusung Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024. Menurut Demokrat, keputusan itu dilakukan secara sepihak sehingga mereka merasa dikhianati.
Sebab, Anies sebetulnya telah didukung oleh NasDem, Demokrat, dan PKS lewat Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). PKB pun saat ini tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju bersama Gerindra, Golkar, PAN, dan PBB mengusung Prabowo Subianto.
Ketua Umum NasDem Surya Paloh pun mengatakan duet Anies dan Muhaimin Iskandar kemungkinan bisa terjadi. Namun, keputusan belum final.
"Bisa terjadi. Keputusan itu belum puncak sepenuhnya," kata Paloh di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (31/8).