Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, membantah calon presiden Prabowo Subianto malas berkampanye di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Pernyataan tersebut membantah pernyataan Andi Arief yang dia ungkapkan melalui akun Twitternya, @AndiArief__.
Menurut Riza, Prabowo menerapkan operasi senyap dalam kampanye yang dilakukannya.
"Jadi Prabowo juga keliling, cuma kan tidak selalu di ekspos, karena kadang yang ditemui kan internal, kadang yang ditemui tokoh-tokoh tertentu yang tak bisa kita publish, memang kita selalu senyap," kata Riza di DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (12/10).
Menurutnya, strategi senyap bukanlah hal asing bagi Prabowo. Cara tersebut telah kerap dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, saat berkarir di dunia militer.
"Dia selalu senyap. Dulu pak Prabowo berhasil sukses, kemudian di bidang politik beliau sukses membangun partai, tahu-tahu berdiri Partai Gerindra, tahu-tahu masuk Pemilu, masuk parlemen 23 kursi ranking 8, dan di periode selanjutnya, 73 kursi ranking tiga nasional," kata Riza menuturkan.
Riza juga mengatakan, pernyataan Andi Arief merupakan upayanya untuk tampil beda dalam mengkritisi Prabowo. Menurut Riza, ini dipengaruhi latar belakang Andi yang merupakan seorang aktivis.
"Andi Arief ini kan aktivis, aktivis itu kan ingin beda sendiri, jadi wajar lah, kita maklumi lah perilaku Andi Arief, dia ingin beda, ingin tampil" sambungnya.
Lebih lanjut, Riza menerima apa yang diutarakan oleh Andi Arief, dan menganggapnya sebagai masukan belaka. "Ya kita anggap sebagai jamu, sebagai suplemen, sebagai masukan," ucapnya.
Dalam akun Twitternya, Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat, Andi Arief, menyampaikan kritik terhadap sikap Prabowo menghadapi Pilpres 2019. Menurutnya, Prabowo kurang serius menjalani proses perebutan kursi RI-1.
"Ini otokritik: Kalau dilihat cara berkampanyenya, sebetulnya yang mau jadi Presiden itu Sandiaga Uuno atau Pak Prabowo ya. Saya menangkap kesan, Pak Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden," kata Andi.
Andi Arief juga mengatakan, keseriusan untuk bertarung di Pilpres 2019 tak cukup hanya muncul di media dan sosial media. Masyarakat, kata dia, juga ingin didatangi langsung oleh Prabowo.
"Koalisi pendukung prabowo tidak boleh elitis. Strategi mungkin bisa disimpan, tetapi taktik harus diumumkan pada rakyat. Tak mungkin dapat dukungan rakyat jika taktik tak diumunkan, apakah Prabowo tak turun menjelajah Indonesia itu taktik atau ada hal lain," kata Andi.