Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka terlihat pasif dalam dalam pembekalan calon menteri dan wakil menteri yang digelar Prabowo Subianto di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selama dua hari ikut pembekalan, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu hanya jadi peserta biasa.
"Mas Gibran tidak menyampaikan pernyataan, tapi ikut mengikuti tadi," kata politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya kepada wartawan usai menghadiri pembekalan para calon wakil menteri di Hambalang, Kamis (17/10).
Gibran juga hadir dalam pembekalan para calon menteri Kabinet Merah Putih di lokasi yang sama sehari sebelumnya. Menurut Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, para calon menteri hanya mendengarkan pidato dari Prabowo.
Seperti pada sesi calon wakil menteri, Gibran juga tak memberikan sambutan kepada para calon pembantu Prabowo. "Pak Prabowo menekankan pentingnya kerja sama dan penyelenggaraan negara yang bebas dari korupsi," kata Muti.
Meskipun tak diberikan panggung pada pembekalan calon menteri dan wakil menteri, Direktur Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul berpendapat bukan berarti Gibran bakal tanpa peran di pemerintahan Prabowo ke depan.
“Belum tentu juga publik melihat seperti itu. Terlalu dini untuk melihat Gibran perannya sudah usai. Keduanya masih kuat. Mungkin setahun pertama baru terlihat peran Gibran masih berjalan atau tidak,” katanya kepada Alinea.id, Minggu (20/10).
Gibran, kata dia, setidaknya bisa menjadi jembatan antara Jokowi dan Prabowo di pemerintahan. Itu terlihat dari susunan komposisi menteri yang kental pengaruh Jokowi. “Faktor Pak Jokowi masih kuat. Jadi, peran Gibran campur tangannya untuk menunjuk menteri masih ada,” jelasnya.
Dari 48 menteri yang diangkat Prabowo, sebanyak 17 di antaranya merupakan bekas menteri di kabinet Jokowi. Sejumlah menteri dikenal dekat secara personal dengan Jokowi, semisal Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi.
Senada, pakar politik dari Universitas Airlangga (Unair) Ali Sahab menilai minimnya peran Gibran dalam pembekalan calon menteri dan wakil menteri bukan cerminan dinamika politik pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan. Ia meyakini Prabowo tetap menghargai Gibran sebagai representasi Jokowi.
"Sebagai wakil presiden, memang kewenangannya hanya membantu presiden. Saya kira Prabowo tetap menghargai Gibran terlepas Jokowi tidak menjadi presiden,” kata Ali kepada Alinea.id, Rabu (16/10).
Hubungan Prabowo-Gibran sebelumnya sempat diisukan bakal memburuk karena polemik akun Fufufafa. Fufufafa ialah akun yang ditengarai milik Gibran di Kaskus. Sejak era Pilpres 2024, akun itu rutin mengejek Prabowo dan kerabatnya.
Ali berpendapat Prabowo akan tetap mempertimbangkan pendapat Jokowi di pemerintahannya kelak. Apalagi, sokongan Jokowi dianggap jadi salah satu faktor utama penentu kemenangan Prabowo di Pilpres 2024.
“Saya kira seorang Prabowo tetap menghormati Gibran dengan latar belakangnya dan loyal pada Jokowi. Tipe Prabowo yang ingin merangkul semua pihak menjadi kelebihan Prabowo sekaligus kelemahan,” ujar Ali.
Di luar urusan kabinet, Jokowi juga sebenarnya sudah menyiapkan "kerjaan" bagi Gibran. Dalam Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ) yang disahkan pada 25 April lalu, Wapres diberikan kewenangan penuh untuk mengelola Dewan Kawasan Aglomerasi yang mengurusi kawasan Jabodetabek.
