close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut menjadi cawapres Jokowi./Facebook
icon caption
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut menjadi cawapres Jokowi./Facebook
Politik
Kamis, 19 Juli 2018 16:48

Golkar sebut dua nama kuat pendamping Jokowi

Tokoh yang dinilai mampu mengerek suara untuk Jokowi berasal dari tokoh agama dan kedua tokoh ekonomi. 
swipe

Persaingan nama pendamping Joko Widodo (Jokowi) kian ketat. Partai Golkar menyebut ada dua nama calon kuat yang bisa menjadi calon wakil presiden (cawapres) Jokowi. 

Politisi Partai Golkar Bobby Rizaldi menjelaskan, elektabilitas Jokowi masih berada di bawah 50%. Makanya, calon wakil Presiden Jokowi harus mampu mendongkrak elektabilitasnya. 

Adapun tokoh yang dinilai mampu mengerek suara untuk Jokowi berasal dari tokoh agama dan kedua tokoh ekonomi. Usulan tokoh dari agama berkaca pada isu politik identitas yang terus menguat. 

"Kami sudah menganalisis nama-nama yang berpotensi menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019. Baik yang berasal dari kalangan religi, non religi hingga akademisi," kata Bobby dalam diskusi di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta pada Kamis (19/7). 

Hasilnya, kata Bobby dua calon terkuat dari Partai Golkar yakni Mahfud MD. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini diyakini dapat menaikkan elektabilitas Jokowi. Bobby menilai aksi dari lawan politik Jokowi yakni #2019gantipresiden patut diwaspadai karena bisa berpengaruh pada elektabilitas Jokowi. 

Calon kedua adalah Airlangga Hartarto yang diklaim Bobby memiliki pengalaman dalam bidang pemerintahan. Airlangga diyakini layak mendampingi Jokowi. 

Meskipun begitu, dia mengaku Golkar akan legowo jika yang terpilih bukanlah dari partainya. Sebab klaimnya, Golkar mencapreskan Jokowi tanpa memberikan syarat cawapres. 

"Kami tidak memaksa Jokowi untuk memilih cawapresnya dari kami, tetapi kami mengapresisasi jika Airlanga yang dipilih. Apalagi jika melihat tiket Golkar yang cukup premium yaitu sekitar 14% kursi," tukas Bobby.

Kaum milenial

Menanggapi nama-nama cawapres yang beredar saat ini, Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto menyarankan agar Jokowi hati-hati memilih calon wapres. Cawapres Jokowi disebut Heri sangat menentukan terutama untuk meyakinkan kaum millenial. 

"Kalau misalnya Jokowi salah dalam memilih cawapres, maka akan berbuah kekalahan dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang," kata Heri. 

Heri mencontohkan apabila lawan Jokowi Prabowo Subianto menggandeng Anies Baswedan sebagai cawapresnya. Maka Jokowi harus memilih wakil yang sepadan dengan Anies. Sebab, Anies dinilai memiliki banyak pengalaman dalam pemerintahan.


 

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Berita Terkait

Bagikan :
×
cari
bagikan