Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku akan membebaskan partai dari politik mahar dalam Pilkada 2020. Hal itu sekaligus upaya Golkar kembali merebut kejayaan.
"Golkar memberi prioritas kepada ketua DPD tingkat I dan II yang punya elektabilitas tinggi untuk diusung di Pilkada 2020. Kami tidak akan memberatkan kader sendiri. Tidak ada mahar-maharan," kata Airlangga dalam pidato pembukaan Rapimnas di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Kamis (14/11).
Ada 270 daerah yang menggelar pilkada serentak di 2020. Karena itu, dia berharap agar para kader bersatu meraih banyak kemenangan di daerah.
"Kita harus merebut sebanyak mungkin kemenangan," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk Paulus mengatakan partainya akan menggunakan lembaga survei untuk membantu pimpinan DPD Golkar menjaring calon kepala daerah yang ikut kontestasi di Pilkada 2020.
"Tadi juga disampaikan tentang lembaga survei yang kami rekomendasikan untuk digunakan para Ketua DPD Golkar menjaring calon kepala dan wakil kepala daerah," kata Lodewijk usai Rapat Pleno Partai Golkar di Jakarta, Rabu.
Golkar akan mengutamakan kader internal untuk dimajukan dalam kontestasi Pilkada 2020 dengan melihat popularitas, elektabilitas, dan kemampuan logistik.
Untuk melihat hasil elektabilitas dan popularitas, akan dikonfirmasi dengan survei yang dilakukan 10 lembaga survei.
"Dengan demikian pada pilkada serentak 2020, kami mendapatkan kader-kader terbaik dan kami yakin mereka bisa bertarung pada pilkada serentak pada 2020," ujarnya.
Golkar menargetkan menang sebanyak-banyak dalam pelaksanaan Pilkada 2020 yang berlangsung di sembilan provinsi dan 261 kabupaten/kota.
Kemenangan dalam Pilkada serentak 2020 akan sangat menentukan dalam kontestasi di Pemilu 2024.
Ke-10 lembaga survei yang digunakan Golkar adalah Pusdehan Suryabaya, Indikator Politik, SMRC, Charta Politika, LSI, Indo Barometer, Polmark, Sinergi Data Indonesia, Poltracking, dan LSI Denny JA. (Ant)