Helatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Golkar telah rampung pada Jumat (23/3). Satu suara bulat mendukung Joko Widodo hasil dari Rakernas, Ketua Umum yang juga Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto pun langsung menghadap Jokowi hari ini (24/3) menyampaikan hasil rakernas tersebut.
Kebun Raya Bogor menjadi tempat Jokowi dan Airlangga bertemu pagi ini. Kegiatannya olahraga sambil menjajal motor modifikasi baru model chopper yang dibeli Jokowi pada awal tahun ini.
Berkaus kuning, Jokowi memang terlihat banyak tersenyum kepada sejumlah orang yang berada di lingkaran Kebun Raya Bogor. Mungkin pesan yang dibawa Airlangga pagi itu menambah kebugaran Jokowi. Airlangga memastikan bahwa Partai Golkar pada pemilihan presiden tahun 2019 mendukung Jokowi.
Pesan makin terasa manis buat Jokowi, setelah Airlangga mengaku tidak akan memaksa pilihan Cawapres. "Tergantung Bapak Presiden. Yang jelas infrastruktur Partai Golkar akan mengawal NKRI," tukas Airlangga seperti dikutip Antara.
Apa yang dikatakan Airlangga bisa saja hanya gula-gula awal. Sebab berlawanan dengan politikus senior Golkar yang terang-terangan meminta jatah cawapres berasal dari Golkar. Alasannya, ingin kembali melanjutkan duet Jokowi bersama Jusuf Kalla yang notabene kader Partai Golkar.
Agung Laksono yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Partai Golkar misalnya, bersikeras bahwa calon wakil presiden (cawapres) Jokowi sebaiknya berasal dari Golkar. Agung bahkan menyebut bahwa pilihan cawapres dari Golkar adalah harga mati.
Menurutnya, berkaca pada dukungannya bagi Jokowi yang bukan kader Golkar. Sudah sepantasnya cawapres berasal dari partai berlambang pohon beringin ini.
Namun apabila yang akhirnya Jokowi memilih cawapres di luar Golkar, Agung mengingatkan agar tidak menyakiti hati Golkar untuk kedua kalinya dengan tidak melibatkan kadernya dalam kabinet. "Supaya dalam koalisi jangan ada monopoli suatu partai. Harus bagi-bagi. Kalau engga ya 'lo makan aja sendiri', jangan sampai begitu," ucap Agung.
Punya jasa besar
Bagi Agung, Golkar dinilai punya jasa besar mendukung pemerintahan Jokowi. Bahkan posisi Jokowi jauh lebih kuat untuk mencalonkan diri sebagai presiden, ketimbang tahun 2014.
Sebabnya, gerakan yang dilakukan partai hingga ke kelompok-kelompok masyarakat. Agung bilang, bahwa partainya bukan hanya 'omdo' alias omong doang mendukung sang presiden. Atas jasa tersebut wajar menurut Agung mendapat posisi sebagai cawapres.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung. Akbar bahkan secara terang-terangan menyebut Airlangga berpeluang mendampingi Presiden Jokowi.
Meski mendukung Menteri Perindustrian tersebut maju sebagai cawapres, namun Akbar mengakui hal tersebut belum tentu didukung oleh kader di akar rumput. Sebaliknya, politisi senior ini justru mendukung kembali pencalonan Jusuf Kalla.
Kata Akbar, JK, sapaan Jusuf Kalla telah menyatakan kesiapannya kembali mendampingi Presiden Jokowi. "Tapi ada juga catatannya," ucap Akbar, buru-buru mengklarifikasi ucapannya.
Apabila aturan perundang-undangan memang memperbolehkannya. Nah, apabila tidak memungkinkan Akbar mengatakan bahwa Golkar tetap fokus pada posisi pemerintahan dan legistatif.
Sebab katanya, partai politik tentu memiliki suatu perjuangan, keinginan untuk mendapatkan posisi-posisi politik. Posisi tertinggi di eksekutif adalah presiden, wapres. Di legislatif Ketua MPR, Ketua DPR, dan berbagai posisi lain tidak bisa lepas dari agenda-agenda partai politik.
Di sisi lain, kabar Wakil Presiden JK turut menjadi ketua tim penjaring cawapres Jokowi santer terdengar. Peran JK disebut-sebut menjadi kunci penentu cawapres Jokowi 2019.
Sayang JK enggan mengakuinya. Mantan pengusaha asal Makasar ini hanya tertawa lepas ketika dikonfirmasi kebenarannya, walau dikatakan bahwa kriteria cawapres harus dapat membantu elektabilitas Presiden.
Artinya, cawapres memiliki konstituennya sendiri sehingga dapat meningkatkan suara. JK meyakini bahwa Airlangga cocok untuk mendampingi Jokowi dan bukan hal mustahil bisa terjadi.