Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mengingatkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan sejumlah elite partai politik untuk tidak memperalatkan identitas dalam kompetisi Pemilu 2024. Salah satuanya termasuk identitas NU.
"Di dalam menghadapi kompetisi yang ada kita mohon betul supaya jangan menggunakan identitas sebagai senjata apakah itu identitas etnik, identitas agama termasuk identitas NU," ujar Gus Yahya dalam sambutannya di acara HUT ke-10 Forum Pemred di Hotel Raffles Jakarta, Jumat (5/8).
Selain Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, terdapat sejumlah elite partai politik yang hadir di acara tersebut. Di antaranya Ketua Umum Partai Golkar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Sementara empat tokoh lain yang diundang Forum Pemred berhalangan hadir, yakni Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pertahanan yang sekaligus Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Menurut Gus Yahya, ia harus menyebutkan NU karena dinilainya kurang beruntung dari PP Muhammadiyah dalam kompetisi pemilu. Kata dia, Muhammadiyah bisa mengambil jarak dalam kompetisi politik, sementara NU selalu dikejar-kejar.
"Muhammadiyah ini bisa bebas mengambil jarak dari kompetisi semacam ini, NU ini mau lari pun dikejar-kejar," kata Gus Yahya.
Menurut Gus Yahya, sekeras apapun kompetisi pemilu, tidak boleh memanfaatkan identitas sebagai senjata menghadapi lawan. Eksploitasi identitas, menurutnya, berisiko pada polarisasi dan perpecahan di tengah masyarakat.
"Kita ingin semuanya terus bersatu, terus harmonis, apapun kompetisi yang akan berlangsung, sekeras apapun maka kita tentunya sangat berharap bahwa dalam kompetisi nanti jangan sampai ada cara-cara yang memperalat identitas sebagai senjata," pungkas Gus Yahya.