Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mempersilakan para sesepuh atau kiai mendeklarasikan dukungan kepada kandidat tertentu pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, diminta tidak mengatasnamakan NU.
"Kalau kiai mau bersikap, itu hak kiai. Tapi, bukan atas nama lembaga (NU, red)," ucap Gus Yahya dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2023, menyitir kanal YouTube NU Online, Senin (18/9).
Pada kesempatan sama, Rais 'Aam PBNU, Miftachul Akhyar, menegaskan, NU menjaga jarak dengan partai politik (parpol). "Semua partai politik!"
Ia melanjutkan, PBNU akan menertibkan anggotanya yang memanfatkan organisasi untuk kepentingan politik praktis. Alasannya, sesuai keputusan organisasi dan mencapai tujuan bersama.
"Mohon dimaklumi manakala PBNU sedikit agak kencang menertibkan. Penertiban terjadi di mana-mana karena kita ingin kembali menertibkan," tuturnya.
Kiai Miftah mengakui ada kader yang memanfaatkan NU demi kepentingan politik, termasuk saat menjadi anggota parpol. Ia pun menyesalkan hal tersebut sembari memberikan petuah.
"Silakan Anda ke mana-mana, tapi untuk menguji nyali Anda, bukan larut di sana, bukan malah melebihi partai daripada Anda yang masuk ke partai itu," ujarnya.