Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, sudah bagus ada 14,8% responden mengaku pernah dengar wacana pembentukan koalisi poros partai Islam. Sebab, setelah mencetuskan itu bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) beberapa waktu lalu, tidak ada tindak lanjutnya.
"Kalau kami terus jalan berdua saya yakin hasilnya lain," kata Mardani menanggapi survei Puspoll Indonesia secara virtual, Minggu (23/5).
Dalam pemaparan hasil survei nasional 20-29 April 2021, Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja, mengatakan 14,8% responden mengaku pernah mendengar wacana koalisi poros Islam. Menurut dia, yang tak pernah mendengar 59,4% dan tidak menjawab 25,8%.
Kendati sempat menggaungkan koalisi partai Islam, Mardani mengatakan, dalam kajian PKS yang paling baik maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 adalah kombinasi kelompok nasionalis dan agamis. Menurutnya, gabungan itu menyatukan banyak peluang.
"Bisa (calon) presidennya dari islamis wakilnya nasionalis atau nasionalis-islamis. Sehingga itu akan menyatukan banyak potensi dan peluang," ujarnya.
Terkait survei wacana pembentukan poros partai Islam Puspoll, dari 14,8% responden tersebut mereka ditanya lagi apakah yakin koalisi poros itu terbentuk. Hasilnya, 46% yakin dan 43% bersikap sebaliknya. Sementara 11% responden tidak menjawab.
Lebih lanjut, 14,8% yang mengaku pernah dengar wacana poros partai Islam juga ditanya apakah yakin jika koalisi terbentuk akan memperjuangkan kepentingan umat. Menurut survei Puspoll, 41,8% dari 14,8% yakin koalisi akan memperjuangkan kepentingan umat Islam.
"32,1% mengatakan tidak yakin dan 14,7% mengatakan tidak terlalu peduli dengan koalisi itu. Kemudian 11,4% mengatakan tidak tahu atau tidak jawab," ujar Muslimin.
Adapun hasil survei itu didapatkan dari 1.600 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei Puspoll Indonesia memakai metode multistage random sampling dan margin of error kurang lebih 2,45%.