Pemerintah diharapkan meningkatkan kualitas pendidikan yang tak sekadar mencetak generasi yang lulus secara akademis dan hanya mendapatkan ijazah. Namun, harus lebih dari itu.
"Anak-anak bangsa harus mendapatkan pencerdasan pola pikir yang terbentuk dan karakter yang kuat dan tangguh, kemudian tumbuh dalam dirinya," ujar Anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Suryadi, melalui keterangan tertulis yang diterima Alinea.id di Jakarta, Sabtu (2/5).
Dengan begitu, sambung dia, generasi mendatang menjadi mandiri dan bertanggung jawab bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negaranya. Lalu, terbentuk generasi unggul dalam menghadapi kompleksitas dan kerumitan pada masa mendatang.
"Seperti hadirnya pandemi Covid-19 (coronavirus anyar). Ini menjadi bekal dan kekuatan penting bagi setiap individu," imbuh dia.
Untuk mewujudkannya, menurut politikus Partai Golkar ini, pendidikan Tanah Air mesti berkualitas, terjangkau, adil, merata, dan dapat diakses seluruh lapisan masyarakat.
Kemudian, proses pembelajaran tak hanya fokus pada objek yang dipelajari, tetapi pendidik dan pembelajar bisa konsentrasi pada berpikir dan berperilaku terhadap yang dipelajarinya.
"Artinya, ranah pembelajaran tak hanya mencakup keahlian, juga bukan saja terhadap ilmu, tetapi juga mencakup pola pikir dalam menghadapi suatu permasalahan. Maka, antara teori dan praktik berimbang didapatkannya," jelasnya.
Suryadi mendorong demikian, mengingat mencerdaskan anak bangsa–demi terbentuknya insan-insan akademis, pencipta, pengabdi yang berpikir secara mandiri, serta bertanggung jawab atas terbentuknya masyarakat adil dan makmur–menjadi tanggung jawab negara. Ini tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar NRI 1945.
Sesuai pernyataan pejuang hak asasi manusia (HAM) Afrika Selatan, Nelson Mandel, dirinya mengingatkan, pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia.
"Saya juga teringat pendapat Malcolm X (aktivis HAM Amerika Serikat), bahwa pendidikan merupakan paspor untuk masa depan. Karenanya, hari esok merupakan milik orang-orang yang mempersiapkan diri pada hari ini," tuturnya.
Di sisi lain, Suryadi berharap, semangat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)–yang diperingati setiap 2 Mei–tetap dijiwai setiap perangkat pendidikan. Sehingga, upaya mencerdaskan anak bangsa berjalan seperti yang dicita-citakan bersama.
"Selamat Hari Pendidikan Nasional 2020. Semoga pendidikan bukan sekadar memberikan 'jantung ilmu pengetahuan', melainkan juga akan mengasah afeksi moral. Sehingga, menghasilkan karya nyata bagi kepentingan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat," tutupnya.