Saat menghadiri Rapat Konsolidasi Pemenangan Pemilukada Provinsi, Kabupaten, dan Kota se-Provinsi Jateng di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (5/10), Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengungkapkan hasratnya menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung suara partai berlambang pohon beringin.
Karena itu, Bahlil ingin pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen bisa menang di Pilgub Jawa Tengah nanti. Selain Partai Golkar, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin didukung Partai Gerindra, PAN, Partai Demokrat, PKS, PSI, PPP, Partai NasDem, dan PKB, yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Di Pilgub Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin bakal menantang pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang diusung PDI-P. Akan tetapi, hasrat Bahlil untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung suara Partai Golkar dinilai cukup berat. Sebab, Jawa Tengah merupakan lumbung suara PDI-P.
Menurut analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Muhammad Kholidul Adib, hasrat politik Bahlil yang ingin menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung suara Partai Golkar merupakan angan-angan mengembalikan partai politik itu seperti masa Orde Baru sebagai kekuatan politik dominan. Namun, upaya itu muskil dilakukan lantaran berangsur-angsur menjadi basis kekuatan PDI-P.
“Sejak era reformasi, Jateng menjadi ‘kandang banteng’,” ucap Kholidul kepada Alinea.id, belum lama ini.
“Pilgub (Jawa Tengah) 2024 memang menjadi peluang bagi partai-partai yang bergabung dalam poros KIM Plus untuk menggusur dominasi PDI-P. Walau itu butuh kerja keras dan tidak mudah, namun bisa menjadi momentum partai-partai non-PDI-P untuk bangkit.”
Kholidul mengatakan, presiden terpilih dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebenarnya yang lebih berpeluang meningkatkan suara partainya di Jawa Tengah. Meski demikian, dia tak menampik, ada kepentingan Joko Widodo atau Jokowi di balik upaya Bahlil mengimbangi dominasi PDI-P di Jawa Tengah.
“Jokowi pasca-lengser, ya tidak bisa bekerja maksimal untuk kebesaran Golkar, apalagi Prabowo pasti lebih berpikir untuk kejayaan Gerindra,” tutur Kholidul.
Senada, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, hasrat Bahlil ingin menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung suara Partai Golkar muskil terjadi. Terlebih lagi, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin lebih merepresentasikan calon dari Partai Gerindra ketimbang Partai Golkar.
“Sehingga yang akan mendapatkan elektabilitas dari Ahmad Luthfi-Taj Yasin kalau menang itu Gerindra, bukan Golkar,” ujar Ujang, beberapa waktu lalu.
“Jadi, sebenarnya yang bertarung itu Gerindra dan PDI-P.”
Ujang mengatakan, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto berkepentingan menang di Jawa Tengah. Perkaranya, partai berlambang kepala garuda itu perlu meningkatkan kursi di DPR pada 2029.
Sementara itu, peneliti Charta Politika Indonesia, Ardha Ranadireksa menjelaskan, kemungkinan yang bisa dilakukan Bahlil adalah meningkatkan sedikit suara Partai Golkar, jika Ahmad Luthfi-Taj Yasin menang Pilgub Jawa Tengah.
Ardha menilai, Partai Gerindra yang lebih berkepentingan menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung suara.
Sebab, bila melihat dinamika pilkada, “tukar guling” antara Partai Gerindra dan Partai Golkar yang menjadikan Dedi Mulyadi (kader Gerindra) maju sebagai calon gubernur Jawa Barat dan Ridwan Kamil (kader Golkar) maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta, tampak jelas Partai Gerindra ingin meningkatkan suara di Jawa Barat.
Tak adanya Ridwan Kamil yang punya elektabilitas tinggi di Jawa Barat, justru akan memudahkan Dedi menang Pilgub Jawa Barat.
“Gambaran yang terjadi di Jawa Barat kurang lebih bisa dianalogikan di Jawa Tengah,” ujar Ardha, belum lama ini.
“(Partai Gerindra) sangat possible untuk meningkatkan suaranya, kemungkinan untuk meningkatkan kursi jauh lebih besar dibandingkan hanya sekadar di Jakarta.”