Pengamat politik Boni Hargens menyatakan isu mengenai kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) hanya sebuah ilusi.
Menurut Boni, PKI sudah menjadi masa lalu dan telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang, sehingga tidak mungkin bisa bangkit kembali di Indonesia.
“PKI dan komunis adalah ilusi,” kata Boni dalam diskusi bertajuk 'Membedah Agenda Politik PKI dan Khilafah' di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10).
Menurut Boni, ada oknum yang dengan sengaja menggoreng isu PKI dan dikaitkan dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Hal itu, kata dia, terbukti pada 10 tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak ada sama sekali isu terkait kebangkitan PKI.
“Kenapa ketika Jokowi jadi presiden tiba-tiba diskursus itu muncul seakan-akan PKI ini ancaman riil,” kata dia.
Boni menegaskan, isu kebangkitan PKI ini sengaja dibangun untuk menggoyang politik mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Menurut Boni, yang mengancam ideologi Pancasila dan kedaulatan Indonesia adalah organisasi, seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Hizbuttahrir Indonesia (HTI). Pasalnya, organisasi ini ingin menegakkan khilafah atau negara di dalam negara.
“Yang teriak soal khilafah ini akan menjadi ancaman bagi negara. Terutama akan jadi jebakan bagi capres Prabowo-Sandi yang didukungnya,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Kostrad 1998 Kivlan Zein mengatakan, khilafah adalah konsep yang baik selama tidak bermaksud untuk membangun negara dalam negara.
Menurut dia, khilafah yang dimaksud, yakni memakai aturan Allah sebagai acuan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bernegara.
“Bayangkan kekuatan Islam jika bersatu. Bahkan, kemerdekaan negara ini direbut oleh organisasi masyarakat (ormas) Islam,” kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan Islam meyakini pertolongan Allah akan datang kepada manusia yang beramal saleh.
“Itulah kenapa kita jarus mengembalikan semuanya lagi kepada Allah. Supaya tidak banyak bencana lagi yang terjadi,” tutupnya.