Pertarungan politik memperebutkan suara di Jawa Timur (Jatim) bakal berlangsung alot. Sekira empat bulan jelang pencoblosan, bacapres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto saling salip di papan survei elektabilitas, khusus untuk Jatim. Anies Baswedan sebagai kandidat dengan elektabilitas paling bontot pun masih berpeluang menghadirkan kejutan.
Meskipun kerap merajai survei, pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak menilai Prabowo, yang kini didampingi Gibran Rakabuming Raka, jadi kandidat yang potensial tergerus elektabilitasnya. Pasalnya, Prabowo dan Gibran tidak merepresentasikan kalangan santri.
"Jatim menjadi the decisive battle, perang yang menentukan karena besarnya jumlah penduduknya. Dengan mengambil Gibran, Prabowo harus ekstra keras memenangi kompetisi di palagan yang menjadi basis Nahdliyin," kata Zaki kepada Alinea.id, Selasa (31/10).
Hasil survei Pusat Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dirilis awal Oktober, menemukan Ganjar jadi kandidat yang paling tinggi elektabilitasnya, yakni 42,8%. Prabowo mengekor dengan tingkat keterpilihan sebesar 37,1% dan Anies berada di posisi akhir dengan perolehan 19,5%.
Namun, Ganjar diprediksi bakal keok jika Pilpres 2024 berlangsung hingga putaran kedua. Dalam skema head to head, dengan asumsi Anies tersingkir dari kompetisi, Prabowo unggul dengan elektabilitas sebesar 50,7%. Ganjar hanya memperoleh 47,4%.
Berbasis survei UMM, Ganjar unggul di wilayah Mataraman dengan tingkat keterpilihan sebesar 54,6% dan Arek sebesar 47,9%. Prabowo unggul di kawasan Tapal Kuda dengan elektabilitas 47,6% dan Pantura dengan tingkat keterpilihan 41,5%. Sedangkan Anies hanya unggul di Madura dengan perolehan 47,5%.
"Sampai saat ini, pasangan Prabowo-Gibran belum memiliki tokoh dengan magnet politik kuat untuk meraih suara di Jatim. Bisa dipahami mereka berupaya keras mengajak (Gubernur Jatim) Khofifah (Indar Parawansa) sebagai tim pemenangan," kata Zaki.
Selain sebagai Gubernur Jatim, Khofifah saat ini masih menjabat sebagai Ketua Muslimat NU. Khofifah juga punya jejaring politik yang kuat hingga ke akar rumput lantaran telah beberapa kali ikut Pilgub Jatim.
Saat ini, Prabowo mengandalakan mantan Gubernur Jawa Timur Sukarwo alias Pakde Karwo untuk menggaet suara. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga rencananya bakal turun gunung untuk mempromosikan Prabowo-Gibran.
Di kubu Ganjar, Mahfud MD bakal diposisikan sebagai magnet penarik suara. Ganjar juga akan mengandalkan Barikade Gus Dur pimpinan Yenny Wahid untuk kerja-kerja pemenangan. Belum lama ini, Yenny mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. Yenny diyakini bakal merekatkan kaum Gusdurian dengan Ganjar-Mahfud.
Anies bakal mengandalkan mesin politik PKB dan ketokohan Muhaimin di Jatim. Menurut Zaki, Muhaimin sudah lama menanam pengaruh di kalangan tokoh ulama Jatim. Bersama PDI-P, PKB juga kini masih mendominasi parlemen lokal.
"Hubungan Prabowo dengan kiai-kiai dan pesantren Jatim cukup bagus. Banyak elite Gerindra Jatim adalah para Gus dari pondok pesantren besar si Jatim. Tapi, masih sulit menandingi Cak Imin dengan mesin politik PKB-nya yang beroperasi secara massif dan efektif," kata Zaki.
Di lain kubu, menurut Zaki, Anies potensial mendominasi kalangan Islam modernist. "Tapi, untuk pasar politik nonsantri, real battle terjadi antara PDI-P dan Gerindra dengan pendukung tradisional yang kuat. NasDem relatif lemah di Jatim untuk bertarung dengan dua raksasa politik, PDI-P dan Gerindra," kata Zaki.
Meskipun dikenal sebagai basis NU dan santri, menurut Zaki, para capres tidak cukup hanya mendekati para ulama saja untuk mendominasi Jatim. Saat ini, ia menyebut pemilih pemula NU di Jatim tak selalu sejalan dengan preferensi politik para kiai.
"Perlu pendekatan khusus yang mampu menarik simpati santri yang umumnya pemilih pemula. Vote getter yang populer di kalangan Nahdliyyin dan santri harus lebih rajin turun ke grassroot dan tampil ke publik," kata dia.
Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebanyak 31.402.838 warga Jatim telah masuk ke dalam daftar pemilih tetap (DPT) di Pemilu 2024. Sebanyak 15.427.242 merupakan pemilih laki-laki dan sisanya pemilih perempuan.
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Tama S Langkun berkata bila pihaknya optimistis bisa menang di Jatim. Ia menyadari pihak lawan memiliki tim kampanye yang tidak bisa dianggap remeh.
"Kami dalam posisi yang optimis. Sudah ada survei terkait itu siapa yang dianggap menjadi pilihan NU, yaitu Ganjar Pranowo. Pak Mahfud juga dari kalangan santri," ujar Tama kepada Alinea.id di Media Center Ganjar-Mahfud di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (31/10).
Menurut Tama, rekam jejak Mahfud di lembaga eksekutif, yudikatif dan legislatif bisa menjadi nilai jual di Jawa Timur. Selain itu, Mahfud juga cukup menguasai medan tempur lantaran lahir dan besar di Sampang, Madura.
"Selain itu, tim pemenangan kami juga sudah melokalisasi daerah-daerah pemenangan. Tetapi, kami akan fokus mendekatkan Ganjar pada simpul masa dan pada masyarakat," kata Tama.