Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), akhirnya memutuskan untuk mendukung pasangan calon (paslon) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sikapnya itu diutarakan dalam kegiatan di Makassar, Selasa (19/12) malam.
"Hari ini, di Makassar ini, saya menyampaikan sikap [mendukung Amin]. Mudah-mudahan ada manfaatnya untuk Anda semua," katanya dalam silaturahmi Presidium Gerakan Rakyat Sulawesi Selatan Timnas Pemenangan Amin di Gedung Islamic Centre IMIM, Makassar.
Juru bicara JK, Husain Abdullah menyampaikan, dukungan politikus senior Partai Golkar itu diberikan karena menilai pasangan Amin adalah kandidat yang tepat. Kemudian, merasa memiliki tanggung jawab moral agar masyarakat tidak salah memilih.
"Pak JK berkeyakinan jika Anies adalah orang yang tepat memimpin Indonesia ke depan," ucapnya. "Dari segi pengetahuan, pengalaman, kejujuran, serta integritas, Anies memiliki keunggulan dalam hal tersebut."
Sikap ini berbeda dengan sebelumnya. Pada 10 Oktober lalu, JK menegaskan, takkan mendukung salah satu kontestan Pilpres 2024. Dalihnya, menjaga keutuhan Tanah Air.Ia mengakui memiliki kedekatan dengan Anies. Kendati demikian, JK mengklaim, selalu membangun komunikasi dengan seluruh kandidat dan tim suksesnya (timses), baik kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka maupun Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Saya berbicara, baik [dengan] Anies, Puan (Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/PDIP atau pendukung Ganjar, Puan Maharani, red), maupun Pak Prabowo. Bahkan, lebih lama sama [berbicara bersama] Pak Prabowo dengan timnya," tuturnya.
Efek dukungan JK
Sementara itu, Partai NasDem bersyukur dengan adanya dukungan JK kepada pasangan Amin. Sebab, diyakini bakal menambah "daya gedor" untuk memenangi kontestasi mengingat Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu eks wapres, memiliki jaringan luas, dan termasuk tokoh berpengaruh.
"Kita mengetahui Pak JK merupakan politisi yang memiliki jaringan yang luas dan punya basis massa. Itu terbukti dua kali menjadi wakil presiden," ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem, Jakfar Sidik, pada Rabu (20/12).
Ia meyakini JK nantinya juga bakal membantu kerja-kerja Tim Nasional (Timnas) Amin. Utamanya dalam strategi menaikkan dukungan serta memberikan saran-saran tentang taktik yang layak diterapkan.
Kepada Alinea.id, pengamat politik Universitas Nasional (Unas), Yusuf Wibisono, mengakui dukungan JK memberikan efek elektoral kepada Amin. "Setidaknya di Makassar dan Sulsel."
Menurutnya, dukungan JK tersebut harus dikapitalisasi melalui gerakan akar rumput agar sumbangsihnya nyata. "Kalau tidak, ya, hanya dukung personal saja. Tidak ada efek signifikan," jelasnya.
Selain persona, Yusuf melanjutkan, Timnas Amin juga harus mengoptimalkan momentum ini dengan "menggali" koneksi dan ide-ide JK. Pangkalnya, sebagai tokoh senior di belantika politik dan ekonomi, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu memiliki jaringan yang luas dan kaya pengalaman.
"Sayang sekali kalau momentum ini tidak bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh timses Anies-Muhaimin. Apalagi, pasangan ini menghadapi lawan berat, ya," urainya.
Di sisi lain, Yusuf meyakini JK takkan dijatuhi sanksi oleh Partai Golkar. Pangkalnya, termasuk salah satu tokoh berpengaruh, memiliki gerbong yang kuat, dan pernah mempunyai pengalaman berbeda pilihan dengan partai.
"Justru kehadiran JK bisa menjadi masuk Golkar untuk berkoalisi ketika Anies memenangkan pilpres. Golkar, kan, enggak pernah di luar pemerintahan," ulasnya.
Diketahui Partai Golkar mendukung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. Sementara itu, pada Pilpres 2004, JK menjadi cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sedangkan Golkar mengusung pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid.