Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Muhammad Jusuf Kalla (JK) meminta para pengurus masjid untuk mengatur volume pengeras suara (speaker) masjid. Menurut JK, pengaturan speaker penting dilakukan agar kumandang yang dikeluarkan tiap masjid tidak bertabrakan.
"Karena itu speaker masjid itu dijaga, jangan saling tabrakan suaranya. Jadi, speaker itu jangan saling melampaui, karena itu dikecilkan volumenya sehingga enggak tabrakan. Azan tidak saling tabrakan," ujar JK kepada wartawan, Sabtu (25/3).
Menurut JK, suara speaker yang bertabrakan antarmasjid membuat kesyahduan ramadan hilang. Bahkan, suara speaker akan terdengar bersahutan jika di wilayah tersebut terdapat lebih dari satu masjid.
JK mengatakan, imbauan untuk menjaga kesyahduan bulan ramadan sudah disampaikan ke beberapa pihak. Namun, realisasi imbauan itu belum efektif.
"Ini kita minta untuk masyarakat pengurus masjid dan juga para operator-operator yang ada di masjid menjaga itu. Jangan terlalu kencang sehingga kesyahduannya hilang," ujarnya.
JK juga meminta durasi suara lantunan ayat suci Al-Qur'an sebelum azan berkumandang jangan terlalu lama hingga mencapai 30 menit. Dia menyarankan durasinya diperpendek menjadi lima menit.
"Jangan terlalu lama, setengah jam sebelum (azan) sudah ngaji, hanya boleh lima menit (mengaji sebelum azan). Azan itu kan sudah pemanggilan, harus dijaga kesyahduan bulan ramadan sehingga tidak terjadi simpang siur," tandas JK.