close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (11/10/2019). Dokumentasi Setkab
icon caption
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (11/10/2019). Dokumentasi Setkab
Politik
Rabu, 09 November 2022 11:37

Jokowi endorse Prabowo, pengamat: Hanya gimik politik saja

Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tersenyum kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutnya menjadi RI-1 pada 2024.
swipe

Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tersenyum kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutnya menjadi RI-1 pada 2024 di dalam acara HUT Partai Perindo di Jakarta, Senin (7/11).

"Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo [menjadi presiden]," ucap Jokowi kala itu.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman, pun menyambut baik pernyataan Jokowi menyebut. "Kita aminkan saja," katanya, Selasa (8/11). "Semoga menjadi kenyataan."

Dia sesumbar Jokowi tidak asal bicara saat menyampaikan dukungan kepada Prabowo. Dalihnya, memiliki kemampuan dalam menilai karakter seseorang yang layak melanjutkan kepemimpinannya.

Sementara itu, Direktur Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, berpendapat, pernyataan Jokowi tersebut hanya gimik politik belaka. Alasannya, memiliki karakter yang susah ditebak.

"Saya melihat rasa rasanya endorse Jokowi hanya gimik politik saja. Jokowi selalu sulit di tebak kalkulasi politiknya," kata Ipang, sapaannya, saat dihubungi Alinea.id, Rabu (9/11).

Di balik dukungannya kepada Prabowo, dirinya meyakini Jokowi sudah mengantongi nama capres yang dijagokannya. Sejauh ini ada dua nama yang mengemuka yang bakal dijagokan Jokowi, Prabowo dan Ganjar Pranowo.

Ipang menambahkan, sosok yang didukung Jokowi nantinya sudah berdasarkan perhitungan matang. Sebab, Jokowi terancaman menjadi bulan-bulanan publik dan bernasib seperti Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yuhdoyono (SBY), jika salah kalkulasi.

"Kalau Jokowi salah mengalkulasi secara matematika politik, salah memberikan dukungan, Jokowi nanti bisa menjadi bulan-bulanan seperti SBY, yang diperlakukan seperti beliau sudah tak berkuasa lagi. Saya yakin Jokowi belajar dari kasus dan pengalaman tersebut," tuturnya.

Lebih jauh, Ipang berpendapat, Jokowi menjagokan sosok yang berpotensi besar memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Bahkan, bisa saja "balik badan" mendukung Anies Baswedan jika eks Gubernur DKI Jakarta itu punya kans menang.

"Yang jelas, tokoh capres yang bisa melanjutkan legecy pembangunan Jokowi hanya Prabowo dan Ganjar. Namun, Anies juga tetap di-maintenance sama Jokowi sejauhmana progres dan potensi kemenangannya selalu menjadi in zoom pantauan Jokowi," pungkasnya.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan