Jokowi hingga Erick mulai "kampanyekan" Prabowo, bisakah menang 1 putaran?
Satu per satu elite mulai kian santer dan terbuka menyampaikan dukungannya kepada kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming sejak awal 2024. Yang pertama dan utama adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sekalipun tidak mengutarakannya secara langsung, tetapi ini tampak dari berbagai aktivitasnya. Misalnya, makan bersama Prabowo hingga pimpinan partai politik (parpol) pengusungnya pada 5-7 Januari 2024.
Selain itu, terdapat alat peraga kampanye (APK) Prabowo-Gibran di sekitar lokasi kunjungan kerja Jokowi di Desa Margagiri, Kabupaten Serang, Banten, pada Senin (8/1). Ia pun mengomentari debat kedua calon presiden (capres), 7 Januari, di mana Prabowo "diserang" kedua pesaingnya: Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Perangai serupa dilakukan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa. Selepas ibadah umrah, Rabu (10/1) lalu, ia secara terbuka menyampaikan dukungannya kepada Prabowo-Gibran.
"Sesuai janji saya, bahwa Januari [2024] awal, setelah umrah, saya akan menyampaikan posisi dukungan saya dan saya menyampaikan saya mendukung paslon nomor 2," ungkapnya.
Kemudian, Menteri BUMN, Erick Thohir, mengundang Prabowo Subianto dalam perayaan Natal bersama karyawan perusahaan negara, Senin (15/1). Padahal, tidak ada kaitannya dengan tugas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
"Perayaan Natal tahun ini sangat spesial buat saya karena dua hal. [Pertama] perayaan Natal yang terakhir untuk saya sebagai Menteri BUMN," ucap Erick dalam sambutannya.
Kedua, sambungnya, ada 2 tokoh yang turut menghadiri kegiatan tersebut, yakni Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, dan Prabowo. Ia pun memuji Prabowo dalam pidatonya.
"Figur kedua adalah tokoh yang sangat saya hormati dan saya banyak belajar dari beliau. Bagaimana mencintai bangsa ini seutuhnya, bagaimana mengibarkan bendera merah putih di gunung tertinggi di dunia, tidak lain sebagai kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, menjaga persatuan dan kesatuan, Bapak Menhan, Bapak Jenderal Prabowo Subianto," tuturnya.
Genjot elektabilitas Prabowo
Terpisah, Direktur Demos Institute, Usni Hasanudin, berpandangan, berbagai hal yang ditunjukkan Jokowi hingga Erick Thohir tersebut bukan tanpa maksud. Setidaknya berupaya mengerek pendukung masing-masing agar memilih Prabowo-Gibran pada 14 Februari mendatang.
"Dalam politik tidak ada sesuatu yang berdiri sendiri. Pasti ada motif politik di belakangnya. Dalam kasus ini, tentu dalam upaya menebalkan elektabilitas Prabowo yang cenderung stagnan dalam beberapa waktu terakhir," tuturnya kepada Alinea.id, Selasa (16/1).
"Apalagi, kalau kita baca hasil survei sebelum nama-nama capres-cawapres resmi mendaftar, Khofifah dan Erick ini termasuk sedikit tokoh yang mendapatkan elektabilitas tertinggi sebagai cawapres. Tingkat dukungan kepada Presiden [Jokowi] juga masih tinggi sampai sekarang. Inilah, yang saya kira, ingin dikapitalisasi," imbuhnya.
Berdasarkan hasil riset beberapa lembaga, tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran di bawah 50% sehingga tidak memungkinkan Pilpres digelar satu putaran. Dalam survei Ipsos Public Affairs periode 27 Desember 2023-5 Januari 2024 dengan 2.000 responden pada toleransi kesalahan (margin of error) 2,19% dan tingkat kepercayaan 95%, misalnya, elektabilitas Prabowo-Gibran hanya 42,3%, sedangkan Anies-Muhaimin Iskandar 34,5% dan Ganjar-Mahfud MD 21,5%.
Sementara itu, penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) 3-5 Desember 2024 dengan 1.462 responden dengan margin of error 2,6% dan tingkat kepercayaan 95% menyebutkan, dukungan kepada Prabowo-Gibran sebesar 45,5%. Adapun yang memilih Anies-Muhaimin 22,3%, Ganjar-Mahfud 23,8%, dan 8,3% sisanya tidak menjawab.
Demikian pula dengan hasil riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada 13-18 Desember 2023 dengan pelibatan 1.300 responden serta margin of error 2,7% dan tingkat kepercayaan 95%. Hasilnya, Prabowo-Gibran meraih 43,7%, disusul Anies-Muhaimin 26,1%, Ganjar-Mahfud 19,4%, dan tidak menjawab 4,5%.
Hasil senada terekam dalam penelitian Indikator Politik Indonesia periode 23-24 Desember 2023, yang melibatkan 1.217 responden serta margin of error 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%. Isinya, elektabilitas Prabowo-Gibran 46,7%, lalu Ganjar-Mahfud 24,5%, Anies-Muhaimin 21,8%, dan tidak menjawab 7,8%.
Usni berpendapat, upaya untuk menaikkan elektabilitas Prabowo takkan hanya dilakukan Jokowi, Khofifah, dan Erick. Namun, pelibatan elite lain yang dinilai bisa memanfaatkan peluang yang ada.
Dicontohkannya dengan Airlangga yang meminta masyarakat agar berterima kasih kepada Jokowi karena menyalurkan bantuan sosial (bansos). "Zulkifli Hasan, kalau kita lihat dalam beberapa hari terakhir, juga masif safari politik ke beberapa daerah dan mengampanyekan Prabowo-Gibran selain partainya sendiri," jelasnya.
Berlangsung 2 putaran
Kendati begitu, dosen politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini berkeyakinan Pilpres 2024 takkan selesai dalam satu putaran. Alasannya, elektabilitas Prabowo-Gibran sudah mencapai puncaknya.
"Kemungkinan [menang satu putaran] itu ada, tetapi kecil, sangat kecil karena pemilih sudah mulai mantap dengan pilihannya. Kalaupun ada pergeseran, jumlahnya tidak akan signifikan," katanya.
Menurut Usni, hal ini tentu patut diwaspadai kubu Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang menjagokan Prabowo-Gibran. Apalagi, mulai berkembang wacana koalisi besar Anies dan Ganjar.
"Saat berlangsung dua putaran dan koalisi Anies-Ganjar bergabung, apalagi elektabilitas Prabowo sudah stuck, bisa jadi Prabowo justru akan kembali kalah. Nah, inilah yang patut diwaspadai. Makanya, TKN (Tim Kampanye Nasional) Prabowo-Gibran sampai sekarang terus berupaya agar pilpres 1 putaran," ulasnya.