Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan gagasan Presiden Joko Widodo yang ingin memasukkan kurikulum pendidikan Pancasila pada anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD dinilai belum saatnya. Seperti diketahui, gagasan tersebut disampaikan Jokowi ketika menjalani debat keempat pilpres pada Sabtu, 30 Maret 2019 lalu.
Demikian disampaikan oleh Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Jansen Sintindaon. Jansen merasa tergelitik dengan gagasan Jokowi itu. Namun menurut dia, sikap Jokowi tersebut hanya ingin terlihat tampil beda saja dengan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.
“Pak Jokowi hanya ingin merasa beda saja dari yang dikatakan Pak Prabowo, bahwa pendidikan Pancasila harus dari SD-SMP-SMA,” kata Jansen dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat pada Kamis, (4/4).
Menurut Jansen, anak-anak tingkat PAUD tak perlu dijejali dengan pendidikan Pancasila. Pasalnya, menilik pengalaman pribadinya, dokter yang merawat anaknya mengatakan bahwa anak-anak sepenuhnya harus diberi kebebasan untuk bermain.
“Saya punya anak kecil. Dokter saya bilang anak kecil itu sepenuhnya harus dibebaskan untuk bermain, jangan dicekoki yang lain-lain gitu. Saya kira sudah over, karena menurut saya terlalu berlebihan anak usia dini itu dicekoki pendidikan ideologi Pancasila,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan Jansen, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga menepisnya. Ia tak sepakat dengan pandangan Jansen. Sebab, Pancasila bukanlah hal yang rumit untuk dipahami anak usia dini.
“Pancasila itu gampang. Bukan yang rumit-rumit itu. Anak kecil diajarkan perbedaan, oh ada agama lain, hanya mengahargai perbedaan, oh ada yang salat. Itulah Pancasila. Jangan dianggap rumit ideologi itu," kata Arya.
Ringkasnya, menurut Arya, Pancasila intinya belajar terkait kebhinekaan. "Pancasila masuk ke kurikulum itu belajar perbedaan, belajar suku yang berbeda,” tutur Arya
Sementara Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud), Harris Iskandar, mengatakan bahwa anak-anak yang bermain di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bukan serta merta belajar baca, tulis dan hitung (calistung).
“Kami minta agar para pendidik tidak terburu-buru mengajarkan calistung. Selain itu, kerja sama antara pendidik PAUD dengan orang tua merupakan kunci bagi perkembangan peserta didik PAUD,” ujar Harris.
“Guru PAUD maupun orang tua dituntut mampu memfasilitasi anak-anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik, tanpa harus tergesa-gesa agar dianggap hebat. Kerja sama di antara keduanya sangat dibutuhkan.”