Jelang tahun pemilu, sejumlah lembaga survei ramai-ramai merilis elektabilitas sejumlah calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) yang bakal berlaga pada tahun 2019. Hasil survei yang dirilis memang banyak menempatkan Joko Widodo (Jokowi) memiliki elektabilitas paling tinggi. Meski menempatkan namanya pada posisi puncak, rupanya Jokowi tidak happy dengan hasil survei tersebut.
Usai meninjau rencana pengembangan Bandara Jendral Besar (JB) Soedirman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada hari ini (23/4), Jokowi mengaku lebih senang apabila kerjanya tidak direcoki dengan urusan elektabilitas terkait pemilu mendatang. Ia ingin agar program kerjanya sesuai dengan yang dicanangkan.
"Saya masih fokus konsentrasi pada pekerjaan-pekerjaan yang banyak yang belum selesai, enggak usah direcoki dengan urusan elektabilitas," kata Presiden Joko Widodo seperti dikutip Antara.
Pernyataan tersebut dinilai mantan Gubernur DKI Jakarta karena masih banyak program pemerintah yang saat ini belum rampung. Oleh karena itu, Jokowi memilih untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya itu hingga akhir masa kerjanya rampung pada 2019.
Jokowi enggan menanggapi melonjaknya elektabilitas dan popularitas dirinya di kalangan masyarakat. Ia hanya tersenyum saat ditanya perihal tersebut.
Seperti diketahui, dalam beberapa survei dari lembaga survei nasional diketahui elektabilitas Jokowi yang terus naik dibandingkan dengan elektabilitas lawan-lawan politiknya, khususnya Prabowo. Survei Cyrus Network misalnya menunjukkan elektabilitas Jokowi 58,5% sementara Prabowo hanya 21,8%.
Survei serupa yang dilakukan oleh Polcomm Institute yang diumumkan Maret 2018 menunjukkan elektabilitas Jokowi lebih tinggi daripada Prabowo. Begitu juga dengan Litbang Kompas menunjukkan hasil responden memilih Jokowi apabila pilpres digelar dengan persentase mencapai 55,9%.
Angka itu meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, elektabilitas Jokowi masih 46,3%. Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 14,1% turun dari hasil survei enam bulan lalu yang merekam angka 18,2%.
Ada nama Akbar Tandjung
Di sisi lain, secara tiba-tiba nama mantan Ketua DPR Akbar Tandjung muncul dalam survei mengenai calon wakil presiden mendatang dalam hasil survei yang dilakukan Independent Data Survey. Peneliti Independent Data Survey (IDS) Edhy Aruman menyebut munculnya tokoh senior tersebut karena disebut-sebut oleh \responden.
Bahkan elektabilitas Akbar mengalahkan nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang kini maju sebagai salah satu calon gubernur Jawa Barat. Akbar Tandjung dalam survei ini juga mengalahkan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang kini mengampanyekan diri sebagai cawapres.
Nama-nama tokoh politisi senior yang turut terjaring antara lain: Mahfud MD dengan persentase 4,6%, Surya Paloh persentase 2,7% dan Akbar Tandjung 2,5%. Lalu diikuti tokoh muda yakni: Ridwan Kamil dan Muhaimin Iskandar.
"Nama-nama tersebut bersaing dengan sejumlah tokoh muda dan nonpartai," tukas Edhy seperti dikutip Antara.