close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden RI Joko Widodo/Foto Setkab.
icon caption
Presiden RI Joko Widodo/Foto Setkab.
Politik
Selasa, 29 Juni 2021 15:58

Jokowi jawab kritik BEM UI: Saya pernah dibilang plonga-plongo

Presiden Jokowi ingatkan kampus tak halangi mahasiswa mengkritiknya. Asal dilakukan dengan sopan santun.
swipe

Jagat media sosial ramai memperbincangkan kritik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dengan mencap Jokowi "The King of Lip Service" via media sosial. Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons kritik tersebut dan menganggapnya bentuk ekspresi mahasiswa.

Penyampaian kritik di negara demokrasi seperti Indonesia, menurut Jokowi, boleh-boleh saja. Kritik itu sudah dilakukan sejak lama.

“Iya, itu kan sudah sejak lama, dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo. Kemudian ganti lagi, ada yang bilang saya ini otoriter, kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh. Baru-baru ini ada yang ngomong saya ini bapak bipang,” ucap Jokowi dalam konferensi pers virtual, Selasa (29/6).

Ia pun mengingatkan, universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi. Namun, kata dia, penyampaian kritik juga perlu memperhatikan tata krama dan budaya sopan santun. “Ya saya kira biasa saja, mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat. Tetapi yang saat ini penting kita semua berfokus untuk penanganan Covid-19,” tutur Jokowi.

Sebelumnya, setelah Instagram Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengunggah kritik dengan mencap Jokowi "The King of Lip Service". Akun media sosial para pengurusnya pun diretas.

Belakangan, kritik BEM UI itu diikuti aktivis kampus lainnya, termasuk Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menyebut mantan Gubernur DKI itu juara umum lomba "Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan". Muncul pula kritik serupa dari Ketua BEM Malang Raya Zulfikri Nurfadhilla yang menyebut ucapan yang keluar dari Istana omong kosong belaka.

Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, mengecam keras peretasan tersebut. Hariqo juga mengkritik dosen UI, Ade Armando yang memojokkan BEM UI pengkritik Jokowi dengan menyebut "dulu masuk UI nyogok, ya?".

"Ini (peretasan) termasuk kejahatan siber yang membahayakan demokrasi dan memperlambat bangsa kita menuju pemerintahan digital. (Ade Armando) ini, kan, aneh, masa dosen galau ketika mahasiswanya mengkritik kekuasaan? Saya yakin, Presiden Jokowi pun biasa-biasa saja dikritik. Sayang, beberapa orang bertindak melewati batas. Ini bisa menurunkan kualitas demokrasi kita,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/6).

Hariqo mengingatkan, media sosial merupakan sarana mewujudkan pemerintahan digital sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi. Namun, mustahil tercapainya membangun pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat digital tanpa kritik lewat media digital.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan