Provinsi Jawa Barat yang pada pemilihan presiden (pilpres) 2014 menjadi basis suara Prabowo Subianto, kini berhasil direbut rivalnya, Joko Widodo. Itu tertuang dalam survei Charta Politika yang dilakukan pada 23-29 Mei 2018. Wilayah Jawa dipilih lembaga survei ini lantaran representasi 60% konstituen di Indonesia berada di sana. Dengan melibatkan 800 responden di Banten, 1.200 di Jawa Barat, sisanya di Jawa Timur dan Jawa Barat masing-masing 1.200 responden.
Pada pertanyaan terbuka diperoleh, 38,8% suara tergiring ke kubu Joko Widodo, sedangkan Prabowo meraih suara 30,2%. Sementara, itu tingkat kepuasan publik pada mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mencapai angka 71,2%.
"Ini kabar baik bagi Jokowi dibandingkan dengan pemilu 2014, karena kita tahu lumbung suara terbesar Prabowo adalah di Jawa Barat," jelas Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, dalam rilis survei pilpres dan pileg 2019 di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten, di Harris Cafe, Jakarta, Rabu (6/6).
Padahal, pada survei sebelumnya, nama Prabowo Subianto masih unggul di Jawa Barat.
Sementara itu, di wilayah Banten nama Prabowo unggul dengan perolehan sekitar 28,5%, sedangkan Joko Widodo mendapatkan 26,9%. Bahkan, saat dilakukan head to head, Prabowo mendapat 44,1%, sedangkan Jokowi 36,9%. Hal ini korelatif dengan tingkat kepuasan masyarakat, di mana inkumben mengantongi 57,4%.
Untuk wilayah Jawa Timur yang merupakan basis Nahdiyin dan kalangan nasionalis, peluang (kemenangan) elektoral Jokowi masih tak tergeser. Jika berhadap-hadapan, Jokowi mendapatkan 53,4%, sedangkan Prabowo Subianto 33,2%.
Selanjutnya untuk Jawa Tengah, Prabowo di posisi buncit dengan perolehan suara 7,7%, sementara itu Jokowi mendapatkan 53,1%. Saat berhadap-hadapan, posisi Jokowi sangat jauh mengungguli Prabowo yang hanya mendapatkan 11,2%, sedangkan Jokowi 67,3%.
Ditinjau dari peta suara parpol, Gerindra dalam survei Charta Politica memang tak populer di Jawa Tengah. Bahkan partai besutan Prabowo ini tak berhasil masuk dalam tiga besar partai, dan hanya menjadi partai gurem. Prabowo, imbuhnya, hanya mengantongi suara dari basis PKS Jawa Tengah.
"Jika melihat pada dukungan partai terhadap calon presiden, secara umum partai koalisi pemerintah masih memberikan pilihannya kepada Jokowi, dan partai oposisi pilihannya kepada Prabowo," pungkasnya.