close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wapres JK tiba di kediaman SBY pada pukul 20.00 WIB. JK langsung disambut dengan hangat oleh SBY beserta Ani Yudhoyono dan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono. / Twitter @rudi_kadarisman
icon caption
Wapres JK tiba di kediaman SBY pada pukul 20.00 WIB. JK langsung disambut dengan hangat oleh SBY beserta Ani Yudhoyono dan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono. / Twitter @rudi_kadarisman
Politik
Rabu, 04 Juli 2018 05:20

Kader Demokrat dorong poros ketiga JK-AHY

Setelah gelaran Pilkada serentak usai, mayoritas kader Partai Demokrat mendorong terbentuknya poros ketiga dengan menduetkan JK-AHY.
swipe

Setelah gelaran Pilkada serentak usai, mayoritas kader Partai Demokrat mendorong terbentuknya poros ketiga dengan menduetkan Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono (JK-AHY).

Ketua Divisi Komunikasi Publik Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Imelda Sari mengatakan, sebanyak 90% pengurus yang hadir memilih koalisi poros ketiga untuk Pemilu 2019. Polling kecil itu digelar oleh pengurus inti DPP Partai Demokrat pada Kamis (28/6) sebagai evaluasi penyelenggaraan Pilkada 2018.

"Dari 90% tersebut menuliskan nama JK-AHY," kata dia dalam diskusi otak atik Capres dan Cawapres pasca Pilkada 2018 di Warung Daun, Jakarta, (3/7).

Dia menegaskan, hal tersebut bukanlah keputusan dari Majelis Tinggi Partai Demokrat, melainkan murni dari suara kalangan bawah partai yang diketuai oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Imelda mengkritisi cara-cara berpolitik petahana, Presiden Joko Widodo yang juga resmi menjadi Capres PDI Perjuangan, dengan mengunci partai koalisi.

"Kalau kemudian jika wakil presiden, baru diumumkan saat last minutes tanggal 10 Agustus, artinya koalisi terkunci baru diumumkan," jelasnya. 

Kondisi itu, kata dia, membuat partai lainnya tidak bisa menolak terhadap pilihan calon wakil presiden tersebut. Hal itu membuat partai berlambang bintang mercy itu menilai cara berpolitik tidak baik.

Imelda menjelaskan, berdasarkan pandangan Ketum Partai Demokrat SBY, dalam politik haruslah ada chemistry yang dibangun dalam Parpol, sehingga saling percaya. Baginya, dengan membuat koalisi alternatif sebagai terobosan seperti pola 2014 silam.

"Oleh karena itu koalisi kerakyatan harus dibangun oleh cara-cara yang benar dan koalisi kerakyatan ini sebagai sebuah bentuk terobosan politik yang baik dan benar," tegasnya. 

Lebih dari itu, sambungnya, koalisi tersebut juga memberikan harapan kepada rakyat, terutama saat ekonomi sulit sehingga adanya harapan baru. 

"Ada satu sosok menurut kami, yang pernah sama-sama membantu pak SBY dalam mengatasi konflik, dan saat ini juga turut membantu pak Jokowi, yaitu Jusuf Kalla," katanya.

Untuk itu, kata dia, pilihan calon presiden adalah Jusuf Kalla sebagai sosok yang multi talenta. Sedangkan, untuk posisi calon wakil presiden adalah putra sulung SBY, yakni Agus Harimurti.

"Kombinasi pasangan ini cukup bisa saling melengkapi, terlebih situasi yang terjadi di Malaysia juga berpeluang di Indonesia," ungkapnya. 

Sementara itu, Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago, menjelaskan JK merupakan pilihan yang paling memungkinkan agar PKB dan PAN mau merapat. 

"Karena JK salah satu tokoh yang bisa merepresentasikan baik dari PKB maupun PAN, sebab kedua partai tersebut masih ngotot dengan calonnya masing-masing," jelasnya.  Meskipun seperti itu, dia menilai Jawa sentris masih berperan hingga saat ini. 

Sementara itu, Wakil Ketua Umun PPP Arwani Thomafi menilai akan sulit untuk bisa terbentuknya koalisi ketiga. "Saya meyakini koalisi nantinya hanya ada dua poros," tegasnya. 

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan