Joko Widodo dan Prabowo Subianto dipastikan bakal berlaga lagi dalam pemilihan presiden tahun 2019. Meski demikian, calon pendamping kedua calon presiden (capres) tersebut belum juga diputuskan hingga saat ini.
Kader Partai Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta berinisiatif mengusulkan Presiden Joko Widodo untuk menggandeng mantan anak buahnya yakni Jenderal (Pur) Gatot Nurmantyo sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2019. Gatot dinilai Golkar kader Yogyakarta sebagai sosok yang pas memenuhi kriteria Jokowi di bidang militer.
"Kami meminta Pak Jokowi mempertimbangkan. Pak Gatot adalah sosok yang tepat untuk mendampingi beliau pada Pilpres mendatang," kata kader Partai Golkar yang juga Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar DIY John Serang Keban pada Jumat (13/4) seperti dikutip Antara.
Menurut Keban, Gatot tepat menjadi pendamping Jokowi karena selain dipandang sebagai sosok nasionalis. Mantan Panglima TNI juga dinilai sebagai figur penyeimbang yang diterima oleh kalangan umat mayoritas.
Bagi Keban, TNI itu saptamargais sehingga soal kebangsaan tidak diragukan lagi. Alasan lain adalah basis Gatot yang berasal dari Muhammadiyah dan diterima semua kalangan umat.
Kendati secara terpusat DPP Partai Golkar memiliki sikap menyerahkan keputusan pemilihan calon wakil presiden sepenuhnya kepada Jokowi. Namun Keban berencana untuk menyampaikan aspirasi tersebut.
Menurut dia, Pilpres 2019 bukan sekadar ajang pemilihan presiden dan wakil presiden. Melainkan juga momentum untuk memilih dua figur pemimpin yang mampu menyatukan seluruh elemen bangsa.
Ia menilai persoalan utama yang berpotensi muncul pada pilpres mendatang adalah disintegrasi bangsa akibat politik identitas yang cenderung menguat. Padahal Indonesia, memiliki posisi strategis sebagai pusat pertumbuhan peradaban global dan ekonomi dunia baru.
Sehingga stabilitas politik, pertahanan dan keamanan global menjadi tanggung jawab Indonesia bersama negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. Dengan memperhatikan kompleksitas persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini dan tantangan global ke depan di bidang ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan, maka Keban berasumsi Indonesia membutuhkan figur kepemimpin nasional yang kuat dan saling melengkapi.
Menurut Keban, memunculkan sosok calon wakil presiden dari kader partai politik (parpol) untuk saat ini belum mampu menjawab kebutuhan bangsa. "Kami meyakini siapapun nanti rivalnya, elektabilitas duet Jokowi Gatot ini pasti unggul," kata Keban, meskipun aspirasinya berbeda dengan rencana kader Golkar lain yang mendorong Ketua Umum Airlangga Hartarto.