Sejumlah kader senior Partai Demokrat yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) mendorong pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB). Dorongan ini muncul karena adanya sejumlah kader yang dinilai telah menyimpang dari jati diri dan karakter partai.
Koordinator GMPPD Max Sopacua menyebut, kader yang dimaksud di antaranya ialah Wasekjen Rachland Nashidik dan Andi Arief, serta Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean.
"Saudara Ferdinand, Rachland, dan Andi Arief, kerap melontarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter, dan jati diri Partai Demokrat sehingga melahirkan inkonsistensi dan kegaduhan," kata Max di Jakarta Pusat, Kamis (13/6).
Sikap menyimpang yang dilakukan sejumlah kader ini, dinilai menjadi salah satu penyebab hasil negatif Demokrat di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Perolehan suara yang didapat Partai Demokrat anjlok ke angka 7,7% pada Pileg 2019. Padahal dalam pileg sebelumnya, perolehan suara Partai Demokrat mencapai 10,9%.
Menurutnya, Demokrat harus menentukan keputusan terhadap tiga kader yang dianggapnya bermasalah, sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku di internal partai.
Selain itu, seluruh pengurus Demokrat juga harus melakukan intropeksi dan evaluasi internal, guna mengembalikan marwah dan kejayaan partai.
Untuk itu, GMPPD berencana untuk menggelar acara silaturahim nasional dalam rangka memanggil seluruh kader dan keluarga besar Partai Demokrat guna melalukan evaluasi internal partai.
"Untuk itu, kami menetapkan momentum puncak GMPDD dengan mendorong, dan melaksanakan suksesnya Kongres Luar Biasa (KLB)," ujar Max.
Max menyatakan, pelaksanaan KLB paling lambat digelar pada 9 September 2019. Sekedar informasi, 9 Sepetember merupakan hari ulang tahun Partai Demokrat dan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Di tempat yang sama, Anggota Komisi Pengawas Partai Demokrat Yusuf Ishak menilai, pelaksanaan KLB dapat terjadi jika internal partai tidak melakukan evaluasi.
"Kita bisa mempercepat KLB atau bisa saja tidak KLB, jika setelah konpers ini kader berjalan sesuai norma, maka ini mungkin sudah cukup bagi kita. Tetapi kalau tidak, mungkin saja KLB," kata Ishak.
Bagi Ishak, pengurus internal tidak perlu risau untuk menentukan pimpinan baru jika terjadi KLB. Sebab, menurutnya, Partai Demokrat sudah mempunyai dua figur kompeten untuk membawa partai ke arah yang lebih baik.
"Sekarang ini kan ada dua figur yang baru, ada AHY dan Ibas. keduanya kan harus di formalkan melalui kongres. Apakah kongres normal atau KLB," ujar Ishak.