close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (kiri), Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (tengah), dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) berfoto bersama usai di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (15/6). /Foto Instagram @bahlillahadalia
icon caption
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (kiri), Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (tengah), dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) berfoto bersama usai di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (15/6). /Foto Instagram @bahlillahadalia
Politik - Partai
Jumat, 16 Agustus 2024 12:14

Kans Bahlil dan skenario sandiwara perebutan kursi Ketum Golkar

Bahlil diklaim sudah mengantongi dukungan dari 34 DPD untuk jadi Ketum Golkar.
swipe

Perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar mulai memanas. Setidaknya sudah ada tiga kandidat yang potensial menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketum, yakni Waketum Golkar Bambang Soesatyo, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmitan. 

Tak tertutup kemungkinan muncul kandidat lain di menit-menit akhir pendaftaran calon. Apalagi, sempat beredar kampanye media sosial yang isinya mendesain agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diangkat jadi Ketum Golkar. 

Namun demikian, Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengklaim saat ini baru ada tiga kader yang hampir pasti maju sebagai kandidat Munas Golkar 2024 yang digelar akhir Agustus mendatang. 

"Nanti saya akan ada pembicaraan dengan Pak Agus Gumiwang dan Pak Bahlil karena dari awal kita sepakat tiga ini sama-sama maju," kata Bamsoet kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8).

Kursi ketum kosong setelah Airlangga mengundurkan diri, pekan lalu. Airlangga disebut-sebut dipaksa mundur oleh pihak eksternal Golkar. Saat ini, Airlangga terbelit kasus dugaan korupsi dan pemberian fasilitas ekspor CPO dan kelangkaan minyak.

Di luar kasus yang membelitnya, Airlangga tergolong sukses memimpin Golkar. Pada Pileg 2024, raihan suara Golkar naik. Golkar meraup 23.208.654 suara atau 15,28% dari total suara nasional. Pada Pileg 2019, Golkar mengoleksi 17.229.789 atau 12,31% dari total suara nasional.

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bakir Ihsan menilai perebutan kursi Ketum Golkar via munas bisa jadi hanya sekadar drama atau sandiwara. Pasalnya, dukungan dari DPD terlihat sudah mengarah ke Bahlil.

"Tergantung sejauh mana Bahlil mampu mengkonsolidasikan kekuatan yang ada untuk memastikan jalan lebih lapang untuk mencapai posisi Ketua Umum Golkar. Tetapi, sekali lagi, sampai saat ini, yang menguat adalah Bahlil. Agus Gumiwang, kalau tidak salah, (dukungannya) juga mengarah pada Bahlil," ucap Bakir kepada Alinea.id, Kamis (15/8).

Usai ditetapkan sebagai pelaksana tugas Ketum Golkar, Agus sempat menyatakan dirinya tak berniat maju sebagai kandidat di Munas Golkar. Tanpa merinci, Agus berdalih ada alasan pribadi yang membuatnya tak mau mendudukki kursi orang nomor 1 di partai berlambang pohon beringin itu. 

Adapun Bahlil disebut-sebut sudah mengantongi dukungan dari 34 DPD Golkar. Sejumlah elite Golkar pun tampaknya setuju Bahlil jadi Ketum. Luhut Binsar Pandjaitan, misalnya, mengaku bakal mendukung Bahlil di Munas Golkar. Sebelumnya, Luhut sempat membela Airlangga saat diisukan bakal didongkel via munaslub. 

Namun demikian, Bakir menilai peluang buat Agus dan Bamsoet untuk maju dan memenangkan kontestasi tak benar-benar tertutup. Menurut dia, bandul politik di Golkar mudah berubah. Semua tergantung pendekatan para kandidat ke setiap DPD Golkar dan pemilik suara. 

"Politik itu tidak ada yang pasti. Dia terus membuka peluang untuk terjadinya banyak kemungkinan, bahwa sampai saat ini dengan kuatnya Bahlil dan lain- lain bisa jadi tiarap. Bisa jadi memang mendukung Bahlil. Bisa jadi tetap mencari arah yang lebih memungkinkan," kata dia. 

Analis politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai Bahlil masih bisa dikalahkan, baik oleh Bamsoet maupun Agus Gumiwang. Bukan tidak mungkin salah satu dari dua orang itu disokong oleh Prabowo Subianto. 

"Walau Bahlil santer didukung Jokowi. Bukan tidak mungkin, (kandidat yang lain juga) bergerilya untuk mendapat dukungan," ucap Cecep kepada Alinea.id. 

Prabowo, menurut Cecep, juga punya kepentingan untuk menaruh jagoannya di kursi Ketum Golkar. Apalagi, Bahlil dikenal sebagai orang kepercayaan Jokowi. Sebagai presiden terpilih, Prabowo pasti tidak mau diatur atau terus dipengaruhi kekuatan politik Jokowi. 

"Perlu diingat, dinamika politik itu cepat. Bayangkan saja, Airlangga semula terlihat aman, tetapi ternyata secara cepat ada dinamika yang mengharuskan dia mundur," jelasnya. 

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Berita Terkait

Bagikan :
×
cari
bagikan