Vice President Corporate Communications PT KCI (Kereta Commuterline Indonesia) Anne Purba menyebut, antrean pengguna kereta rel listrik (KRL), Senin (10/8) pagi, cukup kondusif karena mayoritas penumpang memakai Kartu Multi Trip (KMT) dan uang elektronik.
Sebab, kata Anne, mereka yang menggunakan KMT atau kartu elektronik tidak perlu lagi menuju loket untuk membeli, isi ulang atau refund uang jaminan.
"Dengan menggunakan pilihan transaksi non tunai tersebut setidaknya para pengguna tidak perlu antre di loket setiap akan naik KRL," kata Anne dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/8).
Dari segi volume pengguna secara keseluruhan, jumlah pengguna KRL masih tergolong stabil. Jumlah pengguna hingga pukul 08.00 WIB sebesar 108.916 orang. Angka ini tak jauh berbeda dari Senin (3/8) pekan lalu sebesar 109.116 orang.
Saat ini, persentase pengguna KRL yang memanfaatkan transaksi non tunai nyaris 80%. Sebanyak 52% pengguna KMT, dan 25% sisanya memakai uang elektronik bank. Sedangkan pengguna Tiket Harian Berjaminan (THB) 23%.
Ada 8 stasiun yang saat ini telah ditetapkan sebagau stasiun khusus KMT. Antara lain Bogor, Cilebut, Cikarang, Palmerah, UI, Sudirman, Cikini, dan Taman Kota. PT KCI, kata Anne bertahap juga akan menambah jumlah stasiun KMT.
"Di tengah pandemi Covid-19 ini, bertransaksi secara non tunai juga dapat mengurangi resiko tertular dari uang yang dapat menjadi media penularan, serta mengurangi interaksi langsung dengan petugas," pungkasnya.