close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbincang dengan pengguna KRL Jakarta. /Foto Instagram @aniesbaswedan
icon caption
Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbincang dengan pengguna KRL Jakarta. /Foto Instagram @aniesbaswedan
Politik
Senin, 02 September 2024 14:19

Ke mana Anies setelah gagal berlaga di pilkada?

Anies disarankan tak bergabung dengan parpol atau membangun parpol sendiri.
swipe

Setelah dipastikan gagal berlaga di Pilkada Serentak 2024, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan curhat di instagram pribadinya, @aniesbaswedan. Dalam sebuah video bertajuk "Catatan Anies 30 Agustus 2024", Anies mengaku kecewa tak mendapatkan tiket dari parpol untuk maju jadi calon kepala daerah. 

"Yang saya sesali adalah aspirasi warga kampung-kampung miskin kota, rakyat miskin kota yang berdatangan ke rumah ini. Di tempat ini, setelah pilpres kemarin, mereka bergantian, berombongan datang dan menyampaikan keinginan, aspirasi," kata Anies. 

Meski kecewa, Anies tak patah arang. Ia mengungkap kemungkinan membangun organisasi masyarakat (ormas) atau partai politik. Anies ogah masuk parpol yang sudah mapan. Menurut Anies, saat ini tak ada parpol independen yang bebas dari intervensi kekuasaan. 

"Maka, membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh. Kita lihat sama-sama ke depan," kata eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) era Jokowi-Jusuf Kalla tersebut. 

Gagasan Anies membangun parpol disambut antusias warganet. Sehari setelah Anies curhat di Instagram, tagar Partai Perubahan viral di media sosial X (dulu Twitter). Banyak warganet dan simpatisan Anies mengusulkan agar Anies bikin parpol dengan nama itu. Perubahan ialah jargon yang kerap dipakai Anies saat berkampanye di Pilpres 2024. 

Guru besar Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Sukron Kamil berharap Anies tak bikin parpol atau bergabung dengan partai politik yang sudah ada. Menurut dia, Anies lebih pas jika tetap berstatus sebagai tokoh publik yang independen. 

Selain butuh biaya mahal untuk mendirikan dan mengoperasikannya, menurut Sukron, eksistensi parpol juga dianggap buruk oleh publik saat ini. Parpol-parpol sangat mudah dicengkeram oligarki ekonomi dan politik serta dikendalikan penguasa. 

"Tidak ada satu pun yang merespon keinginan rakyat. Mereka tersandera oleh kepentingan-kepetingan politik dan ekonomi karena tidak semua sebagai partai independen, baik secara keuangan maupun juga politik. Bayangkan saja, PKS yang selama ini konsisten menjadi oposisi, pada periode sekarang, tidak kuat iman politiknya," ucap Sukron kepada Alinea.id, Jumat (30/8).

PKS ialah salah satu parpol pengusung Anies di Pilpres 2024. PKS juga sempat mendeklarasikan dukungan untuk Anies di Pilgub DKI Jakarta. Namun, PKS menarik dukungannya dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus. KIM plus mengusung pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub DKI. 

Sukron menyebut Anies potensial dikebiri karier politiknya jika bergabung dengan salah satu parpol. Ia menyarankan agar Anies kembali menjadi tokoh independen atau intelektual publik yang mewakili civil society organization (CSO). 

"Beberapa teori alternatif menjelaskan civil society organization juga bisa menjadi alternatif terhadap government. Jadi, ketika negara tidak bisa diharapkan, maka CSO bisa jadi alternatif menjadi kepentingan hal- hal yang lebih baik, " ucap Sukron.

Dengan bergerak di CSO, menurut Sukron, Anies bisa merawat popularitas dan elektabilitasnya. Namun, sebagaimana ditunjukkan di Pilkada Serentak 2024, Anies belum pasti bisa memperoleh tiket untuk maju di Pilpres 2024. 

"Jadi, ada plus-minusnya kalau buat partai politik. Tetapi, banyak plusnya orang yang bergerak di CSO. Tentu saja dengan kembali ke CSO akan lebih banyak menguntungkan buat Anies. Dengan CSO-nya, Anies bisa mengembangkan program-program dengan dana funding dari dunia internasional," ucap Sukron.

Juru bicara relawan Anies Baswedan, Iwan Tarigan mengaku kecewa Anies gagal mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Ia menyebut ada skenario jahat yang dijalankan untuk menjegal pencalonan Anies. 

"Relawan kecewa, tetapi itulah realistis politik yang harus diterima, suka apa tidak suka," ucap Iwan kepada Alinea.id di Jakarta, beberapa waktu lalu. 

Meski tak berlaga di Pilkada Serentak 2024, Iwan optimistis karier politik Anies tak akan meredup. Kalangan relawan, kata Iwan, akan mendukung apa pun langkah politik yang bakal diambil Anies selanjutnya, entah itu membangun parpol atau bergabung dengan parpol yang sudah ada. 

"Apapun pilihan Anies akan tetap didukung oleh relawan dan pendukungnya. Apakah di dalam atau di luar partai, Pak Anies akan selalu menjadi tokoh, beliau sudah identik dengan Indonesia Mengajar yang mengirim mahasiswa mahasiswa ke seluruh pelosok negeri," ucap Iwan. 

Koordinator Relawan Anies, La Ode Basir mengaku pasrah menyikapi realitas politik yang dialami Anies. Namun, ia menegaskan akan tetap mendukung apa pun langkah yang diambil Anies dalam mengarungi belantika politik nasional nanti. 

"Saya enggak ada kecewa. Kita semua menghargai proses internal partai. Kami, kalangan relawan, tetap bersama Pak Anies," ucap La Ode kepada Alinea.id.

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan