Anggota Komisi VII DPR RI, Nasyirul Falah Amru, menyesalkan kembali terjadinya kebakaran kilang minyak PT Pertamina (Persero). Kebakaran terakhir terjadi di kilang minyak area RU V Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat (4/3).
Pria yang akrab disapa Gus Falah itu berpandangan, kebakaran ini bukan lagi terkait teknologi yang digunakan pada kilang-kilang minyak karena dia percaya Pertamina sudah memperhitungkan segala risiko saat pembuatan. Menurutnya, perawatanlah yang seharusnya ditekankan agar tidak terjadinya kebakaran.
“Termasuk perawatan atas teknologi untuk mencegah terjadinya kebakaran. Nah ini yang saya lihat masih kurang,” ujar Gus Falah dalam keterangan resminya yang dikutip Senin (7/3).
Perawatan tersebut, lanjutnya, harus berkala dan harus diawasi. Jika tidak, maka kebakaran seperti yang sudah terjadi akan selalu terjadi.
“Terlebih lagi saat ini harga minyak sedang meroket, sedangkan kita belum bisa memenuhi lifting minyak kita. Akibat kebakaran itu tentu negara mengalami kerugian yang tidak sedikit, bisa mencapai triliunan rupiah,” tutur politikus PDI Perjuangan ini.
Gus Falah menilai, ada kesalahan dalam pengelolaan kilang minya tersebut, bahkan terindikasi tidak ada perawatan yang dilakukan. Oleh karenanya, pengelola harus bertanggung jawab atas kebakaran kilang minyak yang terjadi agar menjadi pelajaran tidak terulangnya peristiiwa serupa.
Dia berharap, mulai saat ini perawatan terhadap kilang minyak, khususnya antisipasi kebakaran dan sebagainya harus diperketat atau ditingkatkan. Sehingga, tidak ada lagi istilah tersambar petir dan alasan lainnya.
"Saya juga berharap pemerintah harus terus melakukan pengawasan terhadap aset-aset negara. Termasuk aset milik Pertamina. Sehingga, tidak terjadi lagi kebakaran kilang minyak di semua daerah," ucapnya.