close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pesawat jet tempur. Foto ilustrasi: Pixabay
icon caption
Pesawat jet tempur. Foto ilustrasi: Pixabay
Politik
Kamis, 10 Maret 2022 13:56

Pembelian jet tempur Rafale, Kemenhan diminta rancang strategi offset terpadu

Offset adalah suatu bentuk imbal dagang di mana pemasok luar negeri menyetujui melakukan investasi, kerjasama produksi, alih teknologi.
swipe

Ketua The Center for Strategic Development Studies (CSDS), As Natio Lasman berharap Kementerian Pertahanan (Kemenhan) segera merancang strategi offset terpadu dalam proses pembelian alutsista pesawat tempur Rafale dari Prancis Dassault Aviation senilai Rp116 triliun dan pesawat F-15EX dari Amerika senilai Rp200 triliun. 

Hal ini penting agar pembelian alutsista ratusan triliun itu berdampak bagi pembangunan kemampuan inovasi dirgantara nasional.

Offset adalah suatu bentuk imbal dagang di mana pemasok luar negeri menyetujui melakukan investasi, kerjasama produksi, alih teknologi kedalam negara pembeli barang/jasa, memberikan peralatan, bantuan yang diperlukan untuk pendirian industri baru dengan tujuan ekspor, dan pembagunan atau perluasan teknologi manufaktur yang ada dan kemampuan industri. 

Menurut Lasman, untuk mengelola offset ini agar bernilai maksimal, perlu adanya leading agency atau sejenis lembaga pengelola. Sehingga peluang imbal beli tersebut benar-benar diarahkan dalam rangka peningkatan penguasaan teknologi dan inovasi dirgantara di Tanah Air.

"Lembaga pengelola imbal-dagang ini harus dapat memastikan semua insentif, fasilitas ataupun peluang yang didapat dari pembelian alutsista tersebut terkelola dengan baik dalam rangka peningkatan kemampuan inovasi teknologi dirgantara nasional," ujar Lasman dalam keterangannya kepada Alinea.id, Kamis (10/3).

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ini menyebutkan, Indonesia akan rugi bila tidak mengoptimalkan peluang ini dengan baik. Oleh karena itu, pemerintah harus segera memikiran format ideal dari lembaga pengelola imbal dagang ini.

Hal yang sama disampaikan CEO IPTN North America, Inc, Gautama Indra Djaya. Menurutnya, Indonesia perlu memikirkan adanya lembaga pengelolaan imbal-dagang ini secara komprehensif. Pangkalnya, kelembagaan ini dapat membantu Indonesia meminimalisasi ketergantungan teknologi dari negara lain. 

Indra menyebut, sumber daya manusia (SDM) Indonesia sudah sangat mampu mengikuti perkembangan teknologi apapun. Sehingga Indonesia harus mengoptimalkan imbal dagang dari setiap pembelian teknologi baru dari negara lain. 

"Idealnya melalui offset ini kita bisa secara bertahap mengalihkan teknologi kunci produksi pesawat baik sipil maupun tempur," kata Indra.

Menurut Indra, China memberikan contoh terbaik untuk itu. Offset pembelian pesawat sipil maupun tempur mereka dikoordinasikan oleh lembaga khusus, sehingga posisi tawarnya semakin tinggi. Karenanya, menjadi tidak heran kalau industri pesawat mitranya sulit untuk menolak permintaan dari China.

"Manajemen offset saat Pak Habibie sebagai Menristek yang merangkap sebagai Dirut IPTN juga adalah pengalaman yang baik. Karena kita berhasil mengalihkan beberapa teknologi kunci pengembangan pesawat terbang," pungkas dia.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan