Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia. Tercatat, kasus konfirmasi Covid-19 belakangan ini mengalami kenaikan mencapai angka di atas dua ribu kasus.
"Per 25 Oktober 2022, terjadi kenaikan kasus konfirmasi harian secara nasional menjadi 3.008 kasus dari yang sebelumnya 1.700 (kasus)," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam keterangan pers daring, Rabu (26/10).
Syahril mengungkapkan, lonjakan kasus yang terjadi ini kembali menjadi perhatian. Sebab, menurut dia, rata-rata kasus harian pada Oktober 2022 berada di bawah 2.000 kasus.
10 provinsi mencatatkan kenaikan kasus konfirmasi tertinggi. Ke-10 provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, DI Yogyakarta, dan Bali. Selain itu, ujar Syahril, kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 juga diikuti kenaikan perawatan di rumah sakit.
"Jumlah orang yang dirawat hari ini adalah 3.772 (pasien). Naik dari sebelumnya 3.654 (pasien). Sedangkan (kasus) harian yang dirawat dalam seminggu terakhir yakni 3.396 (orang), naik dari sebelumnya 3.300 (orang)," papar dia.
Syahril menuturkan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupation rate (BOR) secara nasional juga mengalami kenaikan, dari sebelumnya 6,21% kini berada di angka 6,41%. Namun, Syahril menyebut tidak ada kenaikan di kasus kematian.
"Meski kasus konfirmasi menunjukan adanya kenaikan, ini tidak diikuti dengan kasus kematian. Jadi kasus kematian justru cenderung menurun," ujarnya.
Adapun kenaikan kasus baru Covid-19 terjadi di tengah kemunculan subvarian Omicron XBB di Indonesia. Lonjakan kasus yang terjadi umumnya dikaitkan dengan adanya subvarian baru.
"Betul, jadi memang teorinya begitu. Apabila terjadi lonjakan kasus itu biasanya dikaitkan dengan adanya subvarian baru," tutur Syahril.
Kendati demikian, Syahril menyebut pihaknya akan terlebih dahulu melakukan pemantauan dalam dua atau tiga hari ke depan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi.
"Kemenkes sudah bergerak untuk melakukan whole genome sequencing pada kasus-kasus, terutama yang di rumah sakit untuk melihat apakah memang subvarian XBB ini sudah mendominasi atau belum," papar dia.
Di sisi lain, lonjakan kasus Covid-19 dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti jumlah testing. Peningkatan jumlah testing dapat berujung pada ditemukannya kasus konfirmasi baru.
"Kita akan lihat lonjakannya. Kalau tidak ada lonjakan terus dan tidak ada subvarian XBB, memang ini ada kaitannya dengan testing yang kita lakukan. Karena biasanya semakin banyak testing yang kita lakukan, maka akan terjadi juga penemuan kasus konfirmasi," pungkas Syahril.