Alotnya penentuan kursi cawapres di kubu Prabowo Subianto semakin membuat para partai pendukungnya harap-harap cemas menunggu kepastian. Ketidakpastian ini digadang-gadang membuat koalisi yang dibangun Prabowo rawan pecah.
Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyudin bahkan menyebut, PKS bisa saja abstain alias tak mengambil sikap politik apapun di Pilpres 2019. Pilihan itu terjadi jika kepentingan PKS tak diakomodir eks suami Titiek Soeharto itu.
"Abstain itu salah satu opsi yang mungkin diambil kalau memang situasinya tidak memungkinkan," katanya lewat sambungan telepon.
Ia pun membenarkan, sampai saat ini belum ada kesamaan pandangan antarkoalisi Prabowo dalam menentukan cawapres ideal pendampingnya. Prabowo sendiri disebut-sebut masih sibuk melakukan lobi-lobi politik antarpartai.
Meski demikian, sambungnya, apabila kader PKS tak dipilih Prabowo, maka partai yang digawangi Sohibul Iman itu bakal meminta pertimbangan Majelis Syuro terlebih dahulu, guna menentukan sikap politiknya.
"Kami masih menunggu keputusan Pak Prabowo kemana, siapa yang dipilihnya. Karena kan bisa saja keputusannya itu tidak mengambil dari sembilan kader kami. Nah, berarti ketika nama lain yang keluar, kami akan membawanya ke majelis Syuro," sambungnya.
Sementara di sisi lain, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menampik hal tersebut, dan meyakini koalisi Prabowo akan tetap solid.
"Enggak, pokoknya solid. Koalisi ini akan kuat Insya Allah," paparnya.
Memandang hal tersebut, pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin meyakini PKS tetap akan berada dalam koalisi Prabawo Subianto, sekali pun kesembilan kadernya tak ada yang dipinang.
Tak hanya itu, ia pun optimistis PKS tak akan mengambil sikap abstain karena hal tersebut hanya merugikan partai itu sendiri.
"Prabowo bisa saja mengambil AHY sebagai cawapres, dan PKS kemungkinan tetap ada dalam barisan Prabowo.
Abstain bukan solusi terbaik, karena itu tentunya hanya akan merugikan PKS sendiri," jelasnya kepada Alinea.
Lebih jauh, Suhud dan pihaknya masih menunggu kepastian keputusan yang akan diambil Prabowo, untuk menyatakan sikap politik selanjutnya.
"Jadi posisi kami menunggu keputusan Pak Prabowo, mungkin koalisi bisa berjalan, tapi bisa juga tidak. Kalau tidak, ya mungkin ada pembicaraan lagi," pungkasnya.