Pengusaha Hary Tanoesoedibjo resmi menanggalkan jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Perindo. Sebagai pengganti, ia menunjuk putrinya, Angela Tanoesoedibjo untuk menduduki kursi Perindo 1.
Hary Tanoe berdalih parpolnya butuh regenerasi kepemimpinan. Angela yang baru berusia 37 tahun, menurut dia, lebih nyambung dengan generasi milenial dan generasi Z, ceruk pemilih terbesar saat ini.
"Yang seharusnya mampu untuk berkomunikasi dengan gaya bahasa yang sama dengan generasi muda lainnya," kata Hary Tanoe saat berpidato dalam penutupan Mukernas Partai Perindo di Jakarta, Rabu (31/7).
Angela bukan orang baru di Perindo. Sebelum menjabat sebagai Ketum Perindo, Angela bertugas sebagai Ketua Harian Perindo. Ia juga pernah memegang desk pilkada di parpol tersebut.
Menunjuk ketum dari kalangan anak muda sebelumya juga dilakukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Pada September 2023, PSI "menganugerahkan" kursi ketum ke Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kaesang masih berusia 29 tahun.
Kehadiran Kaesang turut mendongkrak raupan suara PSI di Pileg 2024. PSI mengantongi sekitar 4,2 juta suara atau 2,81% dari total suara sah yang masuk ke KPU. Pada Pileg 2019, PSI hanya mengoleksi sekitar 2,60 juta suara atau 1,89% dari total suara nasional.
Ketum parpol lainnya yang tergolong muda ialah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat mengambil alih kendali Demokrat dari tangan SBY pada 2020, AHY masih berusia 41 tahun.
Analis politik dari Universitas Lampung,Darmawan Purba menilai tren anak muda jadi ketum potensial direplikasi oleh parpol-parpol lainnya. Namun, suksesi kepemimpinan bakal berkutat pada politik kekerabatan.
"Walhasil, partai politik ke depan tidak hanya bertumpu pada figur-figur yang mampu memberi anggaran dan organisasi parpol. Banyak elite- elite partai yang kemudian memberi ruang karier politik pada orang- orang terdekatnya, kepada keluarga atau anak," ucap Darmawan saat dihubungi Alinea.id dari Jakarta, belum lama ini.
Suksesi kepemimpinan sebagaimana yang terjadi di Perindo, kata Darmawan, memungkinkan lantaran banyak parpol di Indonesia dibangun layaknya perusahaan keluarga. Parpol-parpol didirikan dan dibiayai operasionalnya oleh pengusaha.
Di lain sisi, Darmawan menilai penunjukkan kaum muda sebagai ketum tak lepas dari faktor demografi pemilih. Mayoritas pemilih saat ini dan pada Pemilu 2029 nanti didominasi milenial dan generasi Z.
"Ini upaya dari elite partai tersebut untuk mempersiapkan fase-fase partai politik ke depan yang mungkin akan banyak diperankan oleh anak-anak muda," ucap Darmawan.
Analis politik dari Universitas Mulawarman Budiman menilai suksesi kepemimpinan Perindo terinspirasi dari kesuksesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengorbitkan anak-anaknya ke pentas politik nasional.
Selain melapangkan jalan bagi putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka jadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024, Jokowi juga mampu menempatkan Kaesang jadi Ketum PSI. Sejak lama, PSI dikenal manut pada Jokowi.
Gibran dinilai sukses mendekatkan Prabowo ke kalangan anak muda meskipun pencalonannya dipenuhi skandal. Sebelumnya, Prabowo dikenal sebagai politikus gaek yang mewakili rezim Orde Baru.
"Jadi, ini pengaruh turunan dari Gibran yang sudah berada di panggung nasional. Ke depannya, kontestasi yang terjadi adalah kontestasi merebut pemilih muda," ucap Budiman kepada Alinea.id.
Menurut Budiman, mempromosikan kerabat atau keluarga dari kalangan anak muda sebagai ketum merupakan pilihan rasional bagi parpol. Terlebih, kalangan pemilih muda masih bakal menentukan hasil Pemilu 2029.
"Seperti Ketua Umum PAN (Partai Amanat Nasional) yang juga mempromosikan Zita Anjani," ucap Budiman.
Zita ialah putri Ketum PAN Zulkifli Hasan. Perempuan berusia 34 tahun itu saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Nama Zita juga beredar di bursa cawagub untuk Pilgub DKI Jakarta.