close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (kiri), dan Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri (kanan). Foto Mast Irham via Tribunnews.com 
icon caption
Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (kiri), dan Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri (kanan). Foto Mast Irham via Tribunnews.com 
Politik
Selasa, 05 April 2022 20:08

Ketum PBNU ungkap hubungan Gus Dur dengan Megawati

"Dalam perjalanan politiknya ada momentum-momentum yang terlihat Gus Dur bersebarangan dengan Bu Mega. Itu wajar saja."
swipe

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menyatakan, hubungan Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dengan Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, seperti kakak dan adik. Meskipun demikian, diakuinya ada gesekan di antara keduanya dan dinilai wajar.

"Gus Dur kenal dengan Bu Mega sudah sejak lama. Seperti kakak adik hubungannya. Sudah puluhan tahun saling mengenal dan ada banyak hal yang beliau berdua berbagi. Artinya, pemikiran yang sama di antara beliau berdua," ucapnya dalam serial Inspirasi Ramadan 2022 bertajuk "Inspirasi Keteladanan Gus Dur", yang ditayangkan kanal YouTube BKN PDI Perjuangan, Selasa (5/4). 

"Namun, mungkin saja dalam politik praktis ada gesekan-gesekan. Itu yang sangat wajar," imbuh Gus Yahya, sapaannya, dalam keterangan tertulis.

Dirinya lantas mencontohkan kedekatan Gus Dur dengan Presiden kedua RI, Soeharto. Hubungan keduanya terbilang dekat, tetapi banyak hal yang berbeda antara Gus Dur dengan Soeharto.

"Sehingga, kita melihat dalam perjalanan politiknya ada momentum-momentum yang terlihat Gus Dur bersebarangan dengan Bu Mega. Itu wajar saja karena memang politik, kan, seperti itu," jelasnya.

"Politik itu muamalah dan di dalam wacana fikih itu seperti orang lain yang tidak ada hubungan sama sekali. Seperti contoh transaksi dagang dengan saudara kandung, dalam fikih pun harus dilakukan secara objektif dan itu sama halnya seperti politik," sambungnya.

Bagi Gus Yahya, Gus Dur adalah tokoh intelektual besar yang dibentuk keluasan pengetahuan dan pengalaman hidup. Gus Dur pun dianggap sebagai seorang penjelajah di dalam ilmu karena mempelajari semua ilmu, tidak hanya terbatas pada wawasan-wawasan Islam. 

Selain itu, Gus Dur ditempa berbagai macam krisis, khususnya masalah-masalah besar yang dialami umat Islam, bangsa, dan negara. Seluruh pengalaman tersebut menjadikan Gus Dur sebagai pemimpin yang sungguh-sungguh mencintai bangsa, umat, dan kemanusiaan.

"Kesan yang saya dapatkan adalah saya yakin sekali beliau itu waliyullah. Itu yang paling mendalam dan cara yang paling singkat mendeskripsikannya ketika saya mendampingi beliau di Istana," ungkapnya. 

Gus Yahya mengakui, pribadinya berubah berkat Gus Dur sejak tahun 70-an. Dicontohkannya dengan pengalaman saat Orde Baru (Orba). Kala itu, Islam menjadi ideologi perlawanan. Namun, Gus Dur menawarkan pendekatan lain.

"Daripada melawan untuk menghancurkan, kenapa kita tidak menyumbang, berkontribusi untuk menyempurnakan saja? Ini prinsip mendasar dari Gus Dur," tandasnya.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan