close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (kanan) menyalami Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (tengah) disaksikan Menpora Imam Nahrawi (kiri), dan Menristekdikti M Nasir (kedua kiri) seusai membuka Muktamar XXI Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin
icon caption
Presiden Joko Widodo (kanan) menyalami Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (tengah) disaksikan Menpora Imam Nahrawi (kiri), dan Menristekdikti M Nasir (kedua kiri) seusai membuka Muktamar XXI Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin
Politik
Selasa, 27 November 2018 02:11

Ketum PP Muhammadiyah tak gubris Amien Rais

Seruan Amien Rais agar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menentukan sikap politik pada Pilpres 2019 tak digubris.
swipe

Seruan Amien Rais agar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menentukan sikap politik pada Pilpres 2019 tak digubris.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan organisasinya akan tetap mengambil jarak dari pergumulan politik praktis dengan tidak bersikap pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2019.

"Muhammadiyah berdiri di atas kepribadian dan khittah-nya untuk tetap mengambil jarak dari pergumulan politik praktis," kata Haedar usai menghadiri pembukaan Muktamar ke-XVII Pemuda Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (26/11).

Menurut dia, untuk tetap tidak bersikap dan mengambil jarak dengan politik meski ada kader yang mendukung pada pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019 karena itu sudah melekat sejak organisasi besar Islam ini berdiri. 

"Itu (sikap Muhammadiyah terhadap politik) sudah (sesuai) hasil dari proses sejarah yang panjang dari Muhammadiyah," katanya.

Haedar pun kembali menegaskan tidak ada yang berubah dari sikap organisasinya terhadap politik, meskipun dinamika politik di Indonesia terus berubah, karena itu sudah sesuai kepribadian Muhammadiyah sejak didirikan Kiai Haji Ahmad Dahlan.

"Tidak ada yang baru dari Muhammadiyah, setiap periode sejak Kiai Dahlan sampai kapanpun bahwa Muhammdiyah berdiri di atas kepribadian dan khittah-nya, jadi itu sudah prinsip Muhammadiyah dan tidak ada yang berubah," katanya. 

Bahkan ketika disinggung tentang pernyataan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais yang akan "menjewer" Haedar jika membebaskan kadernya menentukan politik di Pilpres 2019, jawaban Haedar tetap sama. 

"Jawaban saya sama tidak ada yang berubah dari Muhammadiyah dan tidak akan pernah berubah, Muhammadiyah berdiri di atas kepribadian dan khittah-nya," katanya menegaskan.

Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menolak anjuran penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Amien Rais, agar organisasi Muhammadiyah mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019.

Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Najih Prastiyo, menegaskan pernyataan Amien Rais yang berharap agar Muhammadiyah berpolitik praktis bertentangan dengan khittah organisasi Islam yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan itu.

Amien jewer Haedar

Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amien Rais sebelumnya meminta agar organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam itu mendukung calon presiden pada Pilpres 2019.

Amien Rais mengaku akan menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir jika lembaganya tak bersikap pada Pemilihan Presiden 2019.

"Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nasir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di Pilpres. Kalau sampai seperti itu akan saya jewer," ujarnya di sela Tabligh Akbar dan Resepsi Milad ke-106 Masehi Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya, Selasa (20/11).

Menurut Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) itu, bukan merupakan fatwa jika pimpinan menyerahkan sendiri-sendiri ke kader terhadap siapa suaranya akan diberikan sehingga dibutuhkan ketegasan demi terwujudnya pemimpin yang sesuai harapan.

PP Muhammadiyah, kata dia, tidak boleh diam saja atau tidak jelas sikapnya untuk menentukan pemimpin bangsa ini di periode 2019-2024.

"Sekali lagi, kalau sampai itu dilakukan maka akan saya jewer. Pemilihan Presiden ini menentukan satu kursi dan jangan sampai bilang terserah," kata Ketua MPR RI periode 1999-2004 tersebut.

Mantan ketua umum DPP PAN itu juga meminta Muhammadiyah sikap secara organisasi selanjutnya disampaikan ke umat sehingga pada 17 April 2019 sudah tidak terjadi perdebatan memilih.

"Pilih pemimpin yang beriman, diyakini dan tidak diragukan keislamannya. Tanpa harus saya sebut nama, pasti Muhammadiyah sudah tahu," kata Anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tersebut.

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan