close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (kiri) menerima kedatangan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan) sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7). /Antar
icon caption
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (kiri) menerima kedatangan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan) sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7). /Antar
Politik
Kamis, 26 Juli 2018 16:37

Ketum PPP tangkis teguran SBY

Ketua Umum PPP, M Romahurmuziy mengaku informasi yang diterimanya berasal dari sumber terpercaya.
swipe

Ketua Umum PPP, M Romahurmuziy, berterimakasih kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyampaikan teguran padanya. Teguran SBY disampaikan dalam konferensi pers usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, di kediaman SBY di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.

"Saya berterima kasih atas peringatan SBY, apalagi beliau adalah Presiden ke-6 dan tokoh nasional yang sudah terbukti makan asam garam dan mampu mengantarkan partainya menjadi pemenang," kata Rommy, sapaan akrab Romahurmuziy di Jakarta, Kamis (26/7).

Dia mengatakan, dirinya harus banyak lagi menimba ilmu. Rommy juga mengaku menghormati apapun pilihan politik SBY dan Demokrat dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Terlebih PPP memiliki sejarah kedekatan dengan Demokrat, dengan bersama-sama mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilkada 2017 lalu.

"Saya hormati sebagai bagian dari prinsip saling menghormati rumah tangga masing-masing parpol. Yang penting kutahu yang kau mau," kata Rommy.

Teguran SBY disampaikan untuk menanggapi pernyataan Romahurmuziy, yang menyebut batalnya Demokrat berkoalisi dengan Jokowi, disebabkan penolakan terhadap AHY yang disodorkan Demokrat sebagai calon wakil presiden (cawapres) Jokowi.

Menurut SBY, selama dia dan Demokrat menjalin komunikasi dengan Jokowi, tak pernah ada pembahasan seputar cawapres. SBY pun membantah dirinya menyorongkan anak sulungnya untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2019.

"Itu salah, Bung Romi hati-hati mengeluarkan statement tanpa dasar yang kuat. Bung Romi sahabat saya, saya harap berhati-hati," kata SBY.

Namun demikian, Rommy membantah jika pernyataan tersebut tidak berdasar. Menurutnya, informasi tersebut dia dapat dari sumber di lingkaran A1 yang berarti terpercaya.

"Saya tidak menyampaikan info sembarangan tentang diajukannya AHY sebagai cawapres kepada Pak Jokowi. Informasi tersebut berkategori A1," katanya.

Dari informasi yang diterimanya, Rommy juga mengaku mendapat informasi bahwa sudah ada pos di kabinet Jokowi nanti, jika bergabung dalam koalisi. Namun ia tak mempersoalkan dengan keputusan SBY dan Demokrat yang saat ini tengah menjajaki kemungkinan berkoalisi dengan kubu Prabowo Subianto.

Menurut Rommy, dia sebenarnya tidak secara tegas menyebut AHY yang menjadi 'hambatan dan rintangan' bagi SBY dan Demokrat untuk bergabung ke koalisi Jokowi. Dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi swasta, kata dia, dirinya mengatakan "mungkin saja".

Dia menjelaskan, pengajuan AHY sebagai cawapres adalah hal yang lumrah. Hal yang sama, juga dilakukan oleh partai-partai dalam koalisi Jokowi.

"Ketika PPP ditanya soal cawapres, kami juga menyampaikan nama. Hanya bedanya, yang disampaikan PPP ada sejumlah nama dan statusnya untuk dibahas atau didiskusikan, bukan merupakan target tunggal," kata Rommy.

Sumber: Antara

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan