Setelah berlangsungnya pilkada serentak Rabu lalu (29/6), masing-masing partai politik (parpol) berlomba-lomba mengklaim kemenangan atas kader-kadernya.
Meski belum secara resmi diumumkan, namun penghitungan suara secara cepat menjadi gambaran sementara bagi mereka.
Analis politik Arif Susanto melihat hal tersebut sebagai suatu strategi parpol ataupun figur-figur di dalamnya untuk mendapatkan tempat di pemerintahan selanjutnya.
Belum adanya posisi calon wakil presiden maupun calon presiden yang didukung pun semakin membuka kesempatan untuk saling unjuk gigi.
"Ini merupakan kesempatan mereka untuk menaikan bargaining position,jadi saling klaim itu didorong oleh fakta peluang sedang terbuka untuk mereka mendapat kue lebih besar," ucap Arif, Jumat (29/6).
Selain itu tentunya parpol-parpol yang mengklaim kemenangan kadernya ingin menunjukan eksistensi kepada parpol oposisi. Padahal menurut Arif, klaim tersebut hanyalah harapan tiap-tiap partai agar hal tersebut benar-benar terjadi.
Pada sisi lain dari klaim kemenangan dalam Pilkada adalah penawaran terhadap parpol koalisi. Arif memprediksi parpol-parpol yang merasa memiliki kemenangan lebih banyak berpeluang menaikan tawar-menawar terhadap partai yang akan didukungnya.
"Posisi tawar partai politik mengalami pergeseran. partai dengan jumlah kemenangan lebih banyak berpeluang menaikan posisi tawar," ucapnya.