Pendiri Partai Demokrat pendukung Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat Deli Serdang, Max Sopacua, menyebut Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) turut kecipratan duit panas korupsi pembangunan Sport Center Wisma Atlet Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
"Ya Mas Ibas sendiri belum (diperiksa), enggak diapa-apain. Mas Ibas kan juga disebutkan saksi berapa banyak. Kan Yulianis menyebutkan juga. Yang masuk penjara kan kita tahu siapa-siapa," kata Max, saat konferensi pers dari Wisma Atlet Hambalang, yang disiarkan KompasTV, Kamis (25/3).
Max menerangkan, konferensi pers di Wisma Atlet Hambalang itu untuk mengingat dan memulai perbaikan Partai Demokrat. "Hambalang ini starting point kami. Bukan untuk korupsi, tetapi untuk maju ke depan membela negara," terangnya.
Sementara itu, Juru Bicara Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, Muhammad Rahmad, mengibaratkan pihaknya sedang mencuci pakaian kotor di tubuh Demokrat melalui konferensi pers. Untuk itu, diungkap nama-nama yang disinyalir kecipratan uang panas korupsi Hambalang.
"Jadi ya, yang kita lakukan sekarang ini adalah mencuci pakaian kotor yang ada di dalam tubuh Partai Demokrat. Tetapi tidak membuang pakainnya. Jadi yang kotor kita cuci, kita bersihkan, dan pakaiannya tetap kita pakai, tidak kita buang," tutur dia.
Rahmad meminta, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dapat mengusut nama yang belum ditindak hukum atas kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang. Permintaan itu dilakukan sebagai bentuk "bersih-bersih" partai berlambang logo mercy itu dari koruptor.
"Kita meminta kepada penegak hukum, kepada KPK untuk menuntaskan persoalan Hambalang ini sehingga tidak ada lagi pakaian-pakaian kotor di belakang hari yang harus kita cuci. Sehingga Partai Demokrat pimpinan Pak Moeldoko ini melangkah dengan pakaian yang bersih, pakaian yang harum, pakaian yang apa adanya yang bisa dilihat oleh rakyat," tandasnya.
Diketahui, KPK sempat menciduk sejumlah kader Partai Demokrat atas kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet Hambalang. Adapun kader yang dimaksud yakni, mantan Menpora Andi Mallaranggeng dan eks Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin.