Bergabungnya Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani dan Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalia ke kubu Jokowi-Maruf Amin, menimbulkan dugaan bahwa pasangan Jokowi-Maruf Amin telah melakukan politisasi birokrasi.
Hal tersebut ditepis oleh para elite partai pendukung Jokowi-Maruf Amin, salah satunya adalah Sekjen Partai Nasdem Jhonny G Plate. Menurutnya, keputusan Bahlil bergabung ke Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, bukanlah atas nama HIPMI, melainkan atas nama pribadi.
"Dia bergabung atas nama dirinya dan kompetensinya, karena nanti dia lah yang akan menggerakkan milenial group, dia sekarang di Direktorat Milineal. Jadi walaupun dia Ketua HIPMI, belum tentu juga kan di bawahnya ikut mendukung," katanya di DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/9).
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo. Politisi Golkar itu mengatakan, sikap Ketua Kadin dan Ketua HIPMI tidaklah menceriminkan sikap koorporasi.
"Saya juga wakil Ketua Umum Kadin dan saya juga mendukung Jokowi-Amin, itu adalah sikap masing-masing, sikap pribadi pak Rosan, dan saya juga pembina di HIPMI, sikap Bahlil itu pribadi," ujarnya di lokasi.
Lebih jauh, Bamsoet mengatakan, bergabungnya para pengusaha muda ke barisan Jokowi-Maruf, menjadi potret partisipasi pengusaha Indonesia yang menginginkan terciptanya iklim dunia usaha yang sehat.
"Kami percaya di kalangan pengusaha, bahwa pemerintah akan terus memperbaiki kebijakannya menciptakan iklim dunia yang lebih sehat," pungkasnya.
Ketua TKN Jokowi-Maruf, Erick Thohir berharap, bergabungnya Rosan dan Bahlil dapat meningkatkan sosialisasi misi kewirausahaan pasangan petahana. Sebab salah satu fokus program Jokowi-Maruf adalah meningkatkan jumlah pengusaha di Tanah Air.
"Memang di TKN itu perlu banyak ahli, pakar-pakar, sehingga kami dapat menyosialisasikan visi dan misi capres dan cawapres dengan baik," kata Erick.