close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi/Shutterstock.
icon caption
Ilustrasi/Shutterstock.
Politik
Selasa, 07 Agustus 2018 15:29

LIPI: Isu sara dimanipulasi elite politik

Isu SARA tak terlalu signifikan di tingkat akar rumput.
swipe

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) tidak terlalu signifikan terjadi di tingkat akar rumput. Dalam hasil survei LIPI yang dilakukan pada April hingga Juli 2018, terungkap besarnya gelombang SARA justru dipolitisasi para elite politik.

Menurut peneliti LIPI, Prof. Syarif Hidayat, hasil survei ini juga membuka perilaku persekusi yang belakangan terjadi di masyarakat. Menurutnya, mayoritas persekusi yang terjadi disebabkan penyebaran berita hoaks sebesar 92,4%, ujaran kebencian 90,4%, radikalisme 84,2%, kesenjangan sosial 75,2%, perasaan terancam oleh orang atau kelompok lain 71,1%, sedangkan aspek relijiusitas 67,6% dan ketidakpercayaan antarkelompok/suku/agama/ras 67,6%.

Syarif mengatakan, persentase itu menunjukkan isu SARA tidak terlalu signifikan terjadi di tingkat akar rumput. 

"Hasil survei LIPI menunjukkan isu SARA tidak signifikan terjadi di tingkat akar rumput. Isu SARA terjadi di Pilkada DKI karena kecenderungan manipulasi dan dikapitalisasi elite politik," ujar Syarif saat menjelaskan hasil survei di Jakarta, Selasa (7/8).

Karenanya dia mengatakan, solusi yang diperlukan untuk menekan berkembangnya isu SARA adalah dengan mengelola dan mengendalikan perilaku elite politik. 

Peneliti LIPI Prof Syamsuddin Haris juga mengimbau para elite politik untuk tidak mempolitisasi isu SARA demi kepentingan sesaat. 

"Politisasi SARA dampaknya sangat besar. Jangan mudah melakukan manipulasi dan politisasi yang mengatasnamakan SARA, ini akan mengakibatkan konflik horizontal," kata Syamsuddin Haris.

Sumber: Antara

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan