Lembaga survei LSI Denny JA mengatakan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh mengalami dilema dalam menghadapi Pilpres 2024. Menurut LSI, dilema ini berkaitan dengan posisi capres maupun cawapres yang akan diusung, posisi di pemerintahan, posisi koalisi, atau bahkan slogan ke depan sebagai penerus atau antitesa Jokowi
Awalnya, LSDI Denny JSA menunjukkan data menunjukan pemilih yang puas dengan kinerja presiden Jokowi, Ganjar yang menang.
Pemilih yang puas terhadap kinerja presiden Jokowi memilih Ganjar sebanyak 32%. Yang memilih Prabowo sebanyak 23,1%, dan memilih Anies sebanyak 12,3%. Di pemilih yang puas terhadap kinerja presiden Jokowi, Ganjar yang menang.
Sementara itu, di segmen pemilih yang tidak puas dengan kinerja presiden Jokowi, Anies yang menang. Pemilih yang tidak puas terhadap kinerja presiden Jokowi yang memilih Anies sebanyak 35,6%.
"Yang memilih Prabowo sebanyak 27%, dan memilih Ganjar sebanyak 8,5%. Di pemilih yang tidak puas dengan kinerja presiden Jokowi, Anies yang menang," ujar peneliti senior Denny JA, Adrian Sopa dalam keterangannya, Selasa (20/12).
Menurut Adrian, dilema pertama Surya Paloh adalah kuat di suara yang beroposisi dengan Jokowi, tapi ia masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi.
Saat ini, kata dia, ada tiga kader partai Nasdem yang menjadi menteri dalam pemerintahan Jokowi. Mereka yaitu Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian), Johnny G Plate (Menteri Komunikasi dan Informasi), serta Siti Nurbaya Bakar (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan).
Dilema kedua Surya Paloh, Nasdem tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan agar tegas bahwa Anies Baswedan yang diusung membawa isu perubahan.
Dilema ketiga Surya Paloh, lanjut dia, dalam mengusung Anies Baswedan akan membawa slogan penerus Jokowi atau antitesa Jokowi.
Dilema Keempat Surya Paloh, menampung partai oposisi PKS atau Demokrat (dengan Agus Harimurti Yudhoyono/AHY sebagai cawapres Anies), atau memoderatkan diri bergabung dengan KIB dengan Airlangga sebagai cawapres.