close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Alinea.id/Fadli Mubarok
icon caption
Eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Alinea.id/Fadli Mubarok
Politik
Minggu, 20 Oktober 2024 12:00

Makna kehadiran Budi Gunawan di kabinet Prabowo

Budi Gunawan hadir dalam pembekalan calon menteri kabinet Prabowo-Gibran.
swipe

Mantan ajudan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Budi Gunawan (BG) hadir ke pembekalan calon menteri untuk pemerintahan Prabowo-Gibran. Kehadiran eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu kian memperkuat wacana masuknya PDI-Perjuangan ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Apalagi, Prabowo juga dikabarkan bakal bertemu dengan Megawati Soekarnoputri.

Ditanya soal kemungkinan PDI-P bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), Ketua DPP PDI-P Puan Maharani enggan berkomentar banyak. "Kita tunggu presiden akan datang yang mengumumkan," kata Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (16/10).

Belum jelas pos menteri apa yang disiapkan Prabowo untuk BG. Namun, PDI-P sudah lama diisukan bakal bergabung dengan KIM. Selain BG, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Azwar Anas juga disebut-sebut bakal kembali menjabat sebagai menteri di kabinet Prabowo. 

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai peluang PDI-P bergabung ke dalam koalisi parpol pendukung Prabowo-Gibran masih terbuka lebar. Apalagi, Megawati dan Prabowo masih punya "janji" untuk bertemu. 

Ia pun tidak heran bila nantinya PDI-P akan memberikan dukungan meski tidak menaruh kadernya dalam pemerintahan. Kehadiran Budi Gunawan yang non-kader atau pun Sri Mulyani sebagai salah satu tokoh profesional yang didukung PDI-P merupakan indikasi bahwa Megawati merestui pemerintahan Prabowo.

“Budi Gunawan sendiri memang orang dekat Megawati, purnawirawan polisi yang relatif mendapat dukungan PDI-P. Ini menandakan Budi Gunawan sendiri diajukan PDI-P. Bisa jadi tanda eksplisit pendekatan PDI-P ini,” kata Cecep kepada Alinea.id, Kamis (17/10).

Menurut Cecep, PDI-P tidak bisa serta-merta begabung dengan KIM. Di tubub PDI-P, ada faksi yang ingin PDI-P tetap berada di luar pemerintahan alias jadi oposisi. Di lain sisi, PDI-P pun tak akan nyaman bergabung dengan KIM jika pengaruh politik Jokowi masih sangat kuat. 

"Maka Prabowo harus melakukan strategi politik juga karena hubungan Gibran (Rakabuming Raka) dengan PDI-P tidak baik. Memang dinamis juga sih tubuh internal partai. Cuma, kalau diputuskan oleh Megawati, pasti semua kader ikut,” ucapnya.

Direktur Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menduga sudah ada kesepakatan di belakang layar antara PDI-P dan koalisi Prabowo. Salah satu indikasinya ialah mulusnya pemilihan Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI.

"Karena Prabowo ingin stabilitas politik yang tenang sehingga ekonomi dan sosial mengikuti,” kata Adib kepada Alinea.id, Jumat (18/10).

Menurut Adib, BG punya andil untuk menyatukan Jokowi dan Prabowo. Karena itu, wajar jika BG kembali diberi jatah di kabinet Prabowo. Tidak adanya resistensi dari PDI-P terhadap kehadiran BG di pembekalan para calon menteri Prabowo mengindikasikan restu Mega. 

"Selanjutnya hanya tinggal menunggu waktu. Tergantung bagaimana Prabowo mengatur ritme ini karena harus mengakomodir tidak hanya (parpol pendukung) 02 (Prabowo-Gibran), tapi 01 (Anies-Muhaimin) dan 03 (Ganjar-Mahfud),” ujarnya.

Sikap PDI-P, lanjut Adib, akan jelas dalam pertemuan Prabowo-Megawati. Jika PDI-P bergabung, ia meyakini resistensi terhadap kehadiran PDI-P di KIM tak akan besar. "Porsinya tidak banyak, tapi keduanya (Megawati dan Prabowo pasti mengalami) resistensi di internal masing-masing,” ucapnya.

 

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan