Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) buka suara soal potensi dirinya maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) bagi Ganjar Pranowo. Isu ini sempat dilontarkan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang Politik Puan Maharani kemarin, Selasa (6/6).
AHY mengatakan, dirinya berterima kasih karena merasa diperhitungkan untuk menjadi pasangan bakal calon presiden yang diusung oleh PDIP. Menurutnya, perhitungan Puan adalah bagian dari demokrasi Indonesia.
"Begini, pertama saya berterima kasih kepada siapapun yang menyebutkan AHY bisa diperhitungkan dan lain sebagainya berpasangan dengan siapapun termasuk terakhir Ibu Puan Maharani menyampaikan ya bisa saja dengan mas Ganjar Pranowo begitu," katanya di Kantor DPP Partai Demokrat, Rabu (7/6).
Baginya, pernyataan seperti itu merupakan bentuk kebebasan berpendapat dan dirinya dapat memahami secara rasional. Maka dari itu, pihaknya ingin terus membangun komunikasi dengan setiap partai yang ada.
Ia hendak berdialog dengan para tokoh maupun pemimpin untuk membangun ruang komunikasi semacam ini yang tidak kaku sebatas partai saja. Sebab, menurutnya, politik di Indonesia harus cair.
Indonesia yang menganut sistem banyak partai, kata dia, harus terus membangun komunikasi dengan fleksibel, tapi tetap menjunjung tinggi etika, nilai, dan prinsip-prinsip dalam berkomunikasi politik.
"Kita ini multi party system jadi harus terus membangun komunikasi dengan cair, fleksibel, tapi kami memilih juga tetap menjunjung tinggi etika, nilai dan juga prinsip-prinsip dalam berkomunikasi politik. Itulah mengapa selain tentunya menyampaikan apresiasi tadi, kami juga terus memantapkan rancang bangun dari Koalisi Perubahan ini," ujarnya.
AHY mengakui terdapat perbedaan antara Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Nasdem yang tergabung dalam satu koalisi, yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Namun, kata dia, itu adalah sebuah kewajaran.
"Malah agak aneh jika tiga partai, tiga entitas yang berdaulat dengan konstituen masing-masing, dengan agenda dan juga tujuan yang bisa dikatakan punya keunikan masing-masing, terus semuanya seragam tanpa ada proses dialog, debat, gontok-gontokan apapun istilahnya begitu ya, malah menurut saya agak aneh," ucap AHY.
Sebelumnya, Puan menyebutkan 10 nama yang masuk dalam radar bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo. Dari 10 nama itu, ada nama AHY yang turut masuk dalam radar PDIP.
"Pencawapresan nama kan banyak, ada 10 (nama). Kalau boleh saya sebutkan yang ada di media, ada Pak Mahfud (Mahfud MD) sudah masuk namanya. Pak Erick Thohir, Pak Ridwan Kamil, Pak Sandiaga Uno, Pak AHY," katanya dalam konferensi pers usai agenda kedua dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ketiga PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (6/6).
Menurutnya, 10 nama itu memiliki kelebihan masing-masing. Oleh karenanya, PDI-P bakal mempertimbangkan kelebihan yang dimiliki sejumlah kandidat itu.
Lebih lanjut, Puan memastikan bahwa PDIP bakal mengerucutkan 10 nama itu menjadi satu nama bakal cawapres Ganjar.
"Dan kemudian perlu dilihat apakah itu cawapres bisa bekerja sama dengan calon dari PDI Perjuangan sesuai dengan visi, misi, cita-cita, dan sebagainya," lanjutnya.