close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.Alinea.id/Fadli Mubarok
icon caption
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.Alinea.id/Fadli Mubarok
Politik
Kamis, 17 Oktober 2019 19:04

Mayoritas masyarakat tak setuju Gerindra berkoalisi dengan pemerintah

Parameter Politik Indonesia mencatat, 40,5% responden tidak setuju jika Gerindra berkoalisi dengan pemerintah.
swipe

Ternyata masih banyak masyarakat yang tidak menyetujui jika Partai Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintah. Hal ini merujuk kepada survei yang dilakukan Parameter Politik Indonesia per 5 Oktober-12 Oktober 2019 terhadap 1000 responden di 34 provinsi.

Berdasarkan hasil survei tersebut, Parameter Politik Indonesia mencatat, 40,5% responden tidak setuju jika Gerindra berkoalisi dengan pemerintah. Sedangkan 32,5% setuju dan 27% tidak menjawab.

“Persentasenya memang tidak terlampau signifikan. Tetapi 40,5% itu signifikan mewakili hati masyarakat yang menginginkan Prabowo harus tetap istikomah berada di luar kekuasaan sebagai oposisi,” ucap Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di kantor Parameter Politik Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).

Mayoritas yang tidak setuju jika Partai Gerindra bergabung dengan pemerintah, merupakan pemilih PDIP dengan persentase 56,8% dan pemilih Partai Nasdem sebanyak 41,6%. Kedua partai tersebut merupakan partai pendukung Jokowi pada Pilpres 2019.

Responden pemilih partai pendukung Jokowi lainnya seperti, Partai Golkar, PKB, PPP, PSI dan PKPI, cenderung menyetujui jika Partai Gerindra bergabung. 

Sementara dari sisi partai bukan pendukung Jokowi terlihat, 56% responden pemilih Gerindra juga tidak setuju jika Gerindra bergabung dengan pemerintah. Selain itu, 71,25% pemilih Partai Keadilan Sejahtera tidak mau Gerindra berada di dalam pemerintahan. Hal berbeda terlihat dari pemilih PAN, di mana yang tidak menyetujui hanya 42,5%, sedangkan Demokrat 46,5%.

Lantas seperti apa sikap responden yang beririsan dengan beberapa organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam? Dijelaskan Adi, responden yang beririsan dengan NU, rata-rata menyetujui dengan persentase 40,0%, tidak setuju 37,8%, dan tidak menjawab 22,2%. Kemudian responden yang beririsan dengan Muhammadiyah juga mayoritas setuju dengan persentase 50,0%, tidak setuju 48,2%, dan tidak menjawab 1,8%.

Adapun jawaban responden FPI rata-rata tidak setuju yakni sebesar 76,7%, setuju 0%, tidak menjawab 23,3%. Sementara dari PA 212, tidak setuju sebanyak 80,0%, setuju 0%, dan tidak menjawab 20,0%.

"Selanjutnya dari Persatuan Islam (Persis) itu, setuju 10,0%, tidak setuju 90,0%, dan tidak menjawab 0%," urainya. 

Adi mengatakan rata-rata mereka yang menyetujui wacana Gerindra bergabung ke pemerintah merasa pemilu sudah usai. Mereka ingin situasi pascapemilu menjadi damai dan pemerintahan lebih kuat.

Sedangkan mereka yang tidak setuju rata-rata karena alasan belum menerima kekalahan saat Pilpres 2019. Ada juga yang masih beranggapan Jokowi telah curang, dan butuh penyeimbang di luar pemerintah.

Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling, dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1% serta tingkat kepercayaannya sebesar 95%. Pengumpulan data dilakukan dengan metode face to face interview menggunakan kuisioner yang dilakukan surveyor terlatih.

img
Fadli Mubarok
Reporter
img
Rizki Febianto
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan