Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan, anak muda atau kaum milenial Indonesia tidak boleh melupakan jati dirinya sebagai Bangsa Indonesia. Menurut Mega, salah satu cara untuk mengetahui jati diri dengan mengetahui sejarah bangsa.
Megawati mengatakan, kaum milenial Indonesia harus bersyukur atas situasi kemerdekaan yang dialami bangsa ini. Ketimbang anak muda Palestina, kata Mega, pemuda Indonesia jauh lebih baik keadaannya.
"Coba bayangkan, anak muda, saya dengar kan kalian sudah punya karir yang bagus, coba kalian pikirkan, sebuah negara, Palestina, sampai hari ini belum bisa menikmati kemerdekaannya. Bisa terbayangkan tidak, kalau kalian tinggal di Indonesia, ini adalah negeri kita, lalu tidak bisa merasakan rasa kemerdekaan itu," kata Megawati dalam acara Sarasehan Nasional virtual bertajuk 'Indonesia Muda Membaca Bung Karno' yang diikuti anak-anak muda berprestasi, Selasa (29/6).
Alasan itulah yang mendorong Mega untuk mengajak setiap orang memekikan kata "Merdeka" di setiap acara, baik saat dia menjadi pembicara, berpidato ataupun berkampanye. Megawati mengatakan sangat jengkel ketika mendengar orang-orang mengucapkan kata "Merdeka" dengan suara yang datar atau tidak semangat.
"Kalau saya kampanye, itu luar biasa yang datang, dan mereka tahu. Kalau kalian jawab merdeka (dengan suara datar), aduh saya jengkelnya luar biasa. Tidak ada fighting spirit (semangat juang)," ujarnya.
Mega melanjutkan, yang diutamakan dari anak negeri ini adalah semangat juang agar dapat menolong rakyat Indonesia. Pernah, kata Mega, dia dibully karena meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memanjakan kaum milenial.
Padahal, diakui Mega, sebagai salah satu saksi sejarah perjuangan kemerdekaan RI, dirinya berharap agar semangat juang itu tetap menyala di hati generasi muda. Tujuannya tentu agar generasi muda Indonesia tidak lembek.
"Tolong diingat anak muda, siapapun dia, harus punya fighting spirit. Tanpa fighting spirit, maka kita tidak akan menjadi bangsa yang besar," jelas Presiden RI ke-5 ini.
Megawati juga mengatakan, selain anak biologis Bung Karno, dia merupakan salah satu pengikut ajarannya. Nama Bung Karno, katanya, sepertinya ingin ditiadakan dari sejarah Bangsa Indonesia. Padahal, ide ataupun pemikiran Bung Karno saat tu sudah melewati zamannya.
"Kalau saya bilang begini, orang nanti mulai mem-bully saya, 'kan Ibu anaknya Bung Karno'. Saya pernah dibilang begitu. Saya bilang, saya memang anaknya Bung karno, tetapi saya juga pengikut pikiran beliau, atau yang disebut ajaran-ajaran Bung Karno. Dan menurut saya sangat logic, realistis, dan melewati zamannya," pungkas Megawati.