Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri resmi menyandang gelar profesor kehormatan oleh Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Jumat (11/6). Saat membacakan orasi ilmiahnya, Presiden RI ke-5 ini menceritakan peristiwa ketika ia ditunjuk sebagai Kepala Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Awalnya, Mega menyebut deretan kepemimpinan yang diembannya. Mulai dari jabatan wakil presiden, presiden dan anggota DPR RI tiga periode. Mega menyebut, oleh karena kiprahnya itu, dia sudah mendapat sembilan gelar kehormatan berupa doktor honoris causa, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Dan sebenarnya, karena Covid-19 ini, masih ada beberapa lagi yang menunggu untuk memberi gelar honoris causa kepada saya dari dalam dan luar negeri," kata Mega disambut tepuk tangan udangan yang hadir di Aula Merah Putih, Unhan, Bogor.
Megawati mengatakan, jabatan terbaru yang diembannya adalah Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) dan Ketua Dewan Pengarah Ex Officio Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Terkait BPIP (sebelumnya UKP), lanjut Mega, dirinya memiliki kenangan lucu. Kala itu, saat diminta Jokowi menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina BPIP, dirinya sempat ragu lantaran unit itu dinilai terlalu kecil.
"Sebagai intermeso, jadi di situ ada Pak Pramono Anung (Seskretaris Kabinet RI). Jadi suatu saat saya pergi ke luar negeri, ditelepon oleh beliau (Pramono) bahwa ditanya di mana oleh Presiden (Jokowi). Karena saya akan dilantik sebagai Ketua UKP (Unit Kerja Presiden)," ujar Mega.
"Jadi saya tanya kepada Pram (Pramono), UKP itu apa, Pram? Unit Kerja Presiden. Terus saya tanya untuk apa? Pembinaan ideologi Pancasila. Langsung saya bilang kenapa Presiden pilih saya? Ya maunya beliau (Jokowi). Ibu segera pulang," sambung Mega meniru percakapan dengan Pramono Anung saat itu.
Ketika memikirkan tentang ideologi Pancasila, Mega lantas menghubungi Pramono, dan mengiyakan permintaan Jokowi menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina BPIP. Saat ketemu Jokowi lah Mega langsung mengutarakan isi hatinya soal UKP yang dinilainya terlalu kecil secara struktural. Megawati mengaku khawatir UKP sewaktu-waktu dibubarkan jika Jokowi lepas jabatan.
"Ketika ketemu dengan Presiden, langsung saya bilang, Pak, kok Bapak tega banget. Kok penugasan saya melorot banget ya. Bukan kah saya Presiden ke-5? Kok sekarang menjadi Ketua Dewan Pengarah UKP. Bapak tahu unit itu letaknya di mana ya?," tutur Mega.
Berangkat dari pengalamannya tersebut, Mega mengatakan bahwa kepemimpinan strategis tidak hanya diukur dari keberhasilan di masa lalu, namun juga harus berkorelasi saat ini. "Juga dapat melekat dengan tanggung jawab di masa depan," pungkas Mega.